Taylor Swift

Senin, 31 Desember 2012

9. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

9. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat pada era globalisasi, telah menyebabkan ketergantungan terhadap fungsi dan peran dirgantara semakin tinggi. Semua negara sudah merasakan dampak dari globalisasi tersebut. Globalisasi telah menyebar keseluruh dunia dengan hasil teknologi yang telah mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia dan menimbulkan perubahan yang sangat mendasar dalam tatanan hubungan antar bangsa ini yang lebih banyak dikendalikan oleh negara-negara maju, serta hubungan kerja sama yang terus meningkat terasa kurang seimbang.
Indonesia tentunya tidak dapat melepaskan diri dari globalisasi ini, bahkan harus dapat berperan untuk mengamankan kepentingan nasional. Peran tersebut antara lain akan diwujudkan melalui upaya pembangunan kedirgantaraan. Pembangunan kedirgantaraan ditujukan pada perjuangan memperoleh pengakuan internasional atas hak penggunaan wilayah dirgantara nasional dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan produk dan jasa kedirgantaraan.
KEBUTUHAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi modern seperti listrik, teknologi nuklir, bioteknologi, komputer, radio telekomunikasi dan teknologi antariksa merupakan kemajuan yang dihasilkan dalam abad ini. Kemajuan dalam bidang teknologi dirgantara telah mendorong kemajuan di berbagai bidang seperti telekomunikasi, pendidikan, pertanian, kehutanan, pertambangan dan energi, pertumbuhan industri, manajemen sumber daya alam, kesehatan, lingkungan dan sebagainya. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan meningkatkan kemandirian serta daya saing bangsa sehingga akan berdampak pada kuatnya ketahanan nasional dalam menghadapi dinamika lingkungan strategis.
PEMANFAATAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Dalam pemanfaatan keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia aplikasi teknologi dirgantara memainkan peran yang sangat besar. Menyadari kebutuhan aplikasi teknologi dirgantara tersebut, Indonesia telah cukup lama menggunakan dan memanfaatkannya bagi pembangunan bangsa seperti transportasi udara, telekomunikasi, penginderaan jauh, observasi bumi dan lingkungan, navigasi, dan geodesi. Adanya transportasi udara antar wilayah di Indonesia telah memudahkan hubungan antar penduduk dan memacu kegiatan ekonomi antar wilayah dengan cepat. Bahkan menyadari akan kebutuhan akan modal transportasi udara yang begitu efektif dan cepat menjangkau daerah-daerah, Indonesia pun telah mendirikan industri pesawat terbang yang menjadi salah satu kebanggaan nasional. Selain itu sebagai negara berkembang pertama di dunia yang menggunakan satelit komunikasi domestik, aplikasi teknologi tersebut memberikan manfaat yang sangat besar pada komunikasi antar wilayah Indonesia, penyebarluasan informasi, peningkatan kegiatan ekonomi dan menjadi perekat wilayah Indonesia. Dengan adanya otonomi daerah saat ini maka diharapkan penggunaan telekomunikasi di daerah terpencil pun akan semakin meningkat.
Di samping itu, aplikasi teknologi navigasi satelit memberikan manfaat sistem pemanduan berbagai modus transportasi, akurasi posisi dan penentuan ketinggian wilayah. Aplikasi teknologi penginderaan jauh memberikan berbagai informasi vital terkait dengan pertanian, kehutanan, tata ruang, manajemen lahan, pemetaan laut, perikanan, pengamatan lingkungan, pendugaan mineral dan manajemen banjir serta bencana alam. Analisis yang dilakukan berdasarkan pada Integrasi data-data vital yang diperoleh dari antariksa dan data sosio-ekonomi menghasilkan strategi yang sangat penting bagi pengelolaan sumber daya alam, khususnya pada pengelolaan program ketahanan pangan dan penyediaan energi. Pada program ketahanan pangan data-data yang diperoleh tersebut bermanfaat pada pendugaan iklim dan cuaca, pendugaan luas panen, penentuan areal lahan pertanian, dan penentuan lokasi pencarian ikan.
Dalam upaya pencarian sumber-sumber baru energi dan mineral, teknologi dirgantara merupakan satu di antara berbagai teknologi yang digunakan. Penggunaan teknologi dirgantara yang paling sederhana yaitu pemotretan permukaan bumi dari udara dan yang mutakhir yaitu altimetri satelit dan interferometri sistem penentu posisi global (GPS) dapat digunakan untuk menentukan posisi dari pasukan serta mencari sumber-sumber baru energi dan mineral. Di samping itu, pencitraan permukaan bumi dengan berbagai teknologi penginderaan jauh menggunakan satelit merupakan peningkatan dari pemotretan udara yang sering terganggu oleh oleh awan. Hasil analisis citra tersebut digunakan untuk melakukan pemutahiran peta geologi atau keperluan penelitian untuk menemukan sumber-sumber baru energi dan mineral dan aspek-aspek lingkungan. Analisis pergerakan sesar-sesar aktif dengan menggunakan metoda interferometri satelit GPS juga dapat digunakan untuk meminimalisasi dampak seandainya terjadi gempa.
Dalam penguasaan teknologi tersebut perlu memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1.    Pembinaan dan peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM);
2.    Penyediaan/pemanfaatan fasilitas penunjang penguasaan teknologi dirgantara yang diperlukan (laboratorium, sistem pendidikan, fasilitas produksi dan perawatan, navigasi, komunikasi, testing area dll.);
3.    Koordinasi dan komunikasi antar stakeholder yang efektif dan efisien;
4.    Sumber dana (BUMN, swasta, kemitraan BUMN dan swasta).
KESIMPULAN :
Keberhasilan pengembangan teknologi kedirgantaraan yang mampu menunjang tercapainya tujuan nasional bangsa Indonesia maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.    Pengaruh Globalisasi memungkinkan ketergantungan antar negara dalam semua aspek kehidupan akan semakin kuat.
2.    Keberhasilan program penguasaan teknologi dirgantara nasional sangat ditentukan pula oleh peran pemerintah pada sisi pendanaan.
3.    Dirgantara sangat membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar bisa lebih meningkatkan mutu dan kualitas kedirgantaraan bangsa Indonesia. Namiun hal ini masih terdapat kendala, yaitu bangsa Indonesia masih belum bisa sepenuhnya menguasai teknologi.

8. Pertentangan Sosial dan Integrasi

8. Pertentangan Sosial dan Integrasi

Pertentangan sosial adalah terdapat suatu perbedaan atau konflik  yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat baik itu orang per orang atau lebih tentang apapun yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat tersebut, baik karena perbedaan kepentingan, agama, ras, ekonomi.
Umumnya pertentangan sosial terjadi karena adanya perbedaan kepentingan, prasangka, diskriminasi dan Ethosentris.
Untuk menyelesaikakn konflik biasanya mengunakan cara cara:
1.    Elimination adalah pengunduran diri atau menghilangkan salah satu pihak yang telibat dalam konflik.
2.    Subjugation atau domination, adalah yang lebih kuat memaksa yang lebih lemah mengikutinya.
3.    Mjority Rule adalah keputusan ditentukan mayoritas suara terbanyak
4.    Minority Consent adalah dimana kelompok mayoritas yang menang, tapi kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
5.    Compromise adalah dimana semua kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6.    Integration adalah pendapat yang di tentang didiskusikan terus sampai mendapat kesepakatan
Integrasi berasal dari kata “integration” yang artinya kesempurnaan atau keseluruhan adalah suatu proses penyelaraasan atau penyesuaian/ disesuaikan antara unsur unsur yang berbeda beda dalam masyarakat baik itu ras, agama, bahasa, nilai, norma menjadi kesatuan sehingga tercipta kerukunan dan menciptakan kerjasama asimilasi akomodasi dll dalam masyarakat dan membuat masyarakat tahan menghadapi tantangan dan tidak pecah.
indonesia adalah negara majemuk, yang suku bangsa budaya agama bahasa dll disatukan dalam sisitem Negara Indonesia.
Masalah yang masih dihadapi adalah umumny masyarakat Indonesia sulit menerima sesuatu yang baru terutama yang masih bersifat tertutup.

Faktor-Faktor Pendorong terjadinya integrasi ada dua yaitu :
•    Faktor Infernal yang meliputi Kesadaran diri sebagai makhluk sosial, Tuntutan kebutuhan, Jiwa dan semangat gotong royong
•    Faktor External  yang meliputi Tuntutan perkembangan zaman, Persamaan kebudayaan, Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama, Persaman visi, misi, dan tujuan, Sikap toleransi, Adanya kosensus nilai, Adanya tantangan dari luar.

PERTENTANGAN DAN KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Konflik (pertentangan) merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu,sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat. Konflik mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu  :
1.Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam konfl
2.Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-  kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3.Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
GOLONGAN BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk, msyarakat majemuk itu dipersatukan oleh sistem nasional negara indonesia. Aspek kemasyarakatan yang mempersatukannya antara lain :
1.    Suku bangsa dan kebudayaannya
2.    Agama
3.    Bahasa
4.    Nasion Indonesia
Penyebab terjadinya konflik/Pertentangan dimasyarakat
1. Perbedaan Kepentingan
Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:
1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya.
7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.


2. Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme

1. Prasangka dan diskriminasib
2. Perbedaan Prasangka dan diskriminasi

7. Masyarakat Pedesaan dan masyarakat Perkotaan

7. Masyarakat Pedesaan dan masyarakat Perkotaan
Masyarakat bisa di artikan dalam arti sempit adalah : sekelompok manusia atau individu yang sifatnya saling menolong satu sama lain. Sedangkan masyarakat sendiri di bagi menjadi 2 yaitu : Masyarakat Pedesaan atau Masyarakat perkotaan.
Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Masyarakat juga harus mempunyai syarat-syarat berikut :
1.    Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2.    Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3.    Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1.    Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2.    Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3.    Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4.    Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
- konflik
- kontraversi
- kompetisi
Tipe Masyarakat
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1.    Masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
2.    Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
3.    Masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
4.    Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat kota atara lain :
1.    Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2.    Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
3.    Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4.    Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5.    Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6.    Interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7.    Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8.    Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Adapun  perbedaan dari masyarakat perkotaaan dan masyarakat pedesaan ?
1.    Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2.    Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3.    Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4.    Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5.    Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6.    Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7.    Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik”.

Selasa, 06 November 2012

Pergaulan Para Remaja Saat Ini

Pergaulan Para Remaja Saat Ini

Sumpah Pemuda yang sering di peringati pada tanggal 28 Oktober, sudahlah jarang di peringati oleh pemuda-pemuda pada umumnya. Kecuali oleh siswa-siswi dari SD,SMP dan SMA, itupun mereka mau mengikutinya jikalau di suruh oleh guru atau pembimbingnya. Entah kenapa bisa seperti itu ?
Rasa nasionalisme kaum pemuda saat ini sudah tidak terlihat lagi, mereka saat ini sudah keasyikan dengan dunia mereka seperti lebih memilih ke Warnet atau warung internet, maen PS ataupun hanya nongkrong di warung-warung.
Bukan hanya itu saja, pemuda saat ini banyak juga yang tak beraturan dan tak menaati hukum yang ada. Buktinya tawuran antar pelajar, balap motor liar, sampai memakai narkotika dan meminum minuman keras.

•    Kita ambil contoh satu, yaitu : “Tawuran Antar Pelajar”
Tawuran antar pelajar sudah sering terjadi, dan sering terjadi tahun-tahun ini. Entah apa yang mereka pikirkan sehingga mereka melakukan hal seperti itu. Dan bisa saja mereka melakukan tawuran tersebut dengan alasan yang tidak masuk akal, contohnya : mempertahankan harga diri lah, membalaskan dendam, atau yang lainnya.

•    Kita ambil contoh lagi, yaitu : “Balap Motor Liar”
Balap motor yang mereka lakukan bukan balap motor yang di lakukan valentino Rossi atau Pedrosa, tapi balapan mereka adalah balapan liar. Balapan yang di lakukan pada malam hari di jalanan umum tanpa memperdulikan keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Atau istilah lainnya adalah trek-trekan. Hal ini mereka lakukan karena beberapa faktor, misalnya :
a.    Karena tidak mau terlihat lemah / kalah.
b.    Karena hadiahnya uang atau bisa juga motor.
c.    Menjaga kehormatan gank motornya, dll.
Tanpa mereka sadari, yang mereka lakukan itu sangatlah membahayakan keselamatan nyawa mereka. Yaa mungkin masih dapat di wajar jika yang melayang adalah  nyawa mereka sendiri, tapi bagaimana jika orang yang tak menahu tentang balapan dan hadiah yang mereka peroleh yang menjadi korbannya. Siapa yang mesti di salahkan ?
Di tambah kebanyakan dari pemuda atau remaja yang melakukan balap liar selalu menggunakan motor yang tidak memiliki kelengkapan seperti SIM,STNK atau mungkin KTP dan Kartu pelajar.
Mereka semua hanya modal nekat demi mendapatkan hadiah yang sangat menggiurkan mereka. Bukan hanya itu saja dari segelintir remaja yang mengikuti balap liar itu sering menggunakan motor curian atau pinjaman. Subhanallah...

•    Contoh ketiga atau terakhir adalah “ Memakai Narkotika atau Miras “
Mungkin bagi kaum berada membeli narkotika hanya tinggal membuka dompet atau mengambil di ATM, tapi tidak untuk orang yang kurang mampu tapi sudah ketagihan dengan obat-obatan seperti itu. Mereka bisa menggunakan segala cara untuk membeli barang haram tersebut jika sudah “sakaw”.
Entah itu mencuri atau menggunakan cara yang merugikan orang lain. Padahal melakukan hal itu hanyalah kesenangan semata namun bisa merusak jiwanya sendiri. Bukankah sudah banyak contoh yang terjadi di masyarakat atau mungkin depan dan sekitar mereka. Tentang bahayanya menggunakan barang haram itu, tapi apakah mereka melihat dan merasa takut pada akhirnya ??
Entahlah.. hanya mereka yang tau.
Sedangkan untuk remaja yang suka meminum minuman keras, biasanya mereka awalnya hanya mencoba-coba ketika mereka sedang kumpul-kumpul bersama teman-temannya. Bisa jadi dari satu orang yang suka meminum minuman seperti itu jadi bertambah ke semua orang yang berada di situ karena seringnya mencoba. Seperti remaja laki-laki sekarang terhadap sebuah rokok.
Solusi yang terbaik dari ketiga masalah yang sering di alami oleh para pemuda tidak jauh-jauh dari kepedulian mereka sendiri terhadap jiwa dan raga mereka. Di tambah harus di bantu juga dengan perhatian ekstra dari orang tua untuk anak-anaknya yang sudah terjerumus dalam 3 hal tersebut, karena mungkin saja mereka melakukan hal tersebut di sebabkan oleh kurangnya perhatian atau broken home.
Dan juga untuk para pembela negara atau polisi dan sebagainya, semakin cepat memberantas hal-hal seperti itu karena jika di diamkan akan membuat moral pemuda bangsa yang harusnya tidak melakukan menjadi melakukan. Dan juga untuk pemerintah supaya lebih menghimbau para pemuda untuk melakukan hal-hal positiv.
Namun untuk para remaja atau pemuda yang sudah menggunakan narkoba tau narkotika, mereka harus memasuki ruang rehabilitasi terlebih dahulu untuk supaya setelah mereka sudah sembuh tidak mencoba menggunakannya lagi.
Karena di ruang rehabilitasi, mereka akan di ajari bagaimana cara mendekatkan diri terhadap Sang Kuasa atau agamanya masing-masing, belajar seperti sekolah biasanya dan bisa juga sambil bermain.
Tapi kunci utama untuk menghindarkan semua itu, hanya 2 hal yang penting :
1.    Niat yang kuat
2.    Tidak cepat terhasut ataupun terjerumus
Dan marilah kita mengatakan “ SAY NO TO THAT ALL “

Senin, 05 November 2012

KERETA API, MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

KERETA API, MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

Perjalanan dari Bekasi-Depok adalah perjalanan yang sangat menyenangkan dan juga melelahkan. Berangkat dari Bekasi selesai pulang pratikum di kampus J1 Gunadarma. Berangkat deng Lulu dan Dyna dan hanya dengan modal nekat. Karena kami bertiga belum pernah ke Depok menggunakan kereta. Setelah memberi karcis, ternyata kereta kami datang. Kami yang bingung harus kemana jadi berlarian karena para pemeriksa tiket bilang “ayoo cepat-cepat, kereta tidak berhenti lama” *seperti lagu anak-anak. 
Kami pun berlarian menuju kereta. Dan tanpa basa-basi melihat kereta yang sudah siap-siap berangkat kami langsung loncat satu-persatu ke pintu kereta yang belum tertutup. (*seperti di drama-drama korea saat adegan actionnya )
 Di kereta kami memilih kereta Commuter, kereta yang katanya adalah kereta khusus wanita. Tapi kenyataannya TIDAK. Masih saja remaja laki-laki atau bapak-bapak yang menggunakan fasilitas ini, dan anehnya tidak ada yang melarang ataupun memarahi. Padahal sudah tau bahwa kereta itu hanya khusus wanita.
Saat di perjalanan menuju Depok, saya berdiri dan melihat keadaan di sekitar pinggir-pinggir jalan kereta yang saya lewati. Begitu tragis menurut perasaan saya. Yaa saya melihat banyak hal-hal yang nggak patut di perlihatkan di negeri yang sudah merdeka seperti Indonesia ini. Yang di bingungkan kenapa hanya rumah-rumah penduduk kecil saja yang berada di pinggir jalan kereta, kemana kah rumah-rumah yang megah lainnya ?
Di tambah apakah pemerintah tidak melihat keadaan tersebut ? apakah pemerintah hanya sibuk dengan urusan keluar negeri yang katanya mengurus urusan negara ? saya bingung apa yang di kerjakan seorang pemerintah. Kenapa pemerintah kita tidak seperti pemerintah di negara lain. Negara lain pemerintahnya akan mengundurkan diri jika dia sudah merasa banyak masalah dalam negara yang di pimpinnya. Tapi tidak dengan negara kita, entah kenapa pemerintah kita seperti tidak merasa kejadian-kejadian yang sudah terjadi seperti di tahun ini banyak pesawat-peasawat jatuh, kebakaran, banjir dan juga tawuran atau bentrok dimana-mana.

Sesampainya di Depok, kami langsung membeli buku setelah itu berjalan-jalan di sekitar kampus Gunadarma Margonda sebari beristirahat menghilangkan rasa lelah karena dari Bekasi kami semua berdiri di dalam kereta.
Sekitar jam 14.45 kami pun kembali lagi ke stasiun Pondok Cina, setelah membeli karcis. Karena kereta commuter belum datang kami menunggu di stasiun sebari melihat mahasiswa yang sedang mengamen di stasiun. Baru 10 menit kami menunggu di stasiun, tiba-tiba ada seseorang yang teriak di stasiun. Saya yang bingung karena sedari tadi terfokus pada handphone melirik ke orang yang berteriak itu. Setelah mencari tau kenapa dia berteriak, ternyata tadi dari arah selatan baru saja kereta commuter jurusan Bogor melaju meninggalkan stasiun lalu ada seorang laki-laki yang akan menyebrang dan entah dia tidak mendengar pengumuman dia menyebrang asal padahal kereta barang dari arah yang berlawanan akan lewat dan melaju cepat karena tidak berhenti di stasiun Pondok Cina.
Laki-laki itu pun yang kaget dan terpental ke pagar stasiun, oleh sebab itu seseorang itu berteriak karena merasa kaget meihat seseorang hampir tertabrak kereta. Mungkin secara logika kita pasti akan menyalahkan laki-laki yang menyebrang asal itu, tapi sebenarnya tak sepenuhnya laki-laki itu di salahkan. Karena seharusnya pengamanan di stasiun semakin di tingkatkan, jika tidak di beri papan batas jika kita mengetahui ada kereta atau tidak. Tapi bukan hanya di stasiun saja, papan batas pun di perlukan di setiap jalan yang akan melintasi jalan rel kereta karena tak semuanya memakai papan batas.
Dan untuk ini, siapa lagi yang akan di salahkan ? rakyat ? pemerintah ? entahlah hal ini belum bisa di pecahkan oleh siapapun.
Akhirnya kereta commuter jurusan Bekasi datang, tapi waww padat banget penunpangg di dalamnya. Dyna yang sudah masuk lebih awal pun mendapatkan tempat sedangkan saya dan Lulu berlari ke gerbong yang lain mencari tempat. Setalah saya mendapat tempat, Lulu balik lagi ke gerbong dimana ada Dyna-nya. Saya pun lari dan loncat ke gerbong yang ada Lulu dan Dyna karena sebentar lagi akan tertutup pintunya. Hushh hampir saja.
Sebenarnya saya nggak bakal mengikuti Lulu dan Dyna ke gerbong ini, tapi apa daya karcisnya di pegang oleh Dyna semua. Makanya saya bingung mesti ada di gerbong mana sedangkan semua gerbong sudah padat sangat. Kejadian seperti ini kedua kalinya saya rasakan, pertama saat saya sedang liburan ke Jawa bersama abang lagi-lagi kedapatan kereta yang sudah penuh sesak tapi tetap saja masih mau menaiki penumpang. Muungkin itu wajar karena kami naik kereta ekonomi yang semuanya berbaur dan tercampur. Sampai-sampai ada yang berdiri di pintu atau naik di atas gerbong. Entah bagaimana nasib mereka jika sampai terpeleset dan jatuh dari atas gerbong.
Lagi-lagi siapa yang akan di salahkan ? rakyat yang bandel karena nekat dengan memaksakan duduk di atas gerbong ? atau pemerintah yang tidak memperdulikan hal itu ? dan apa yang akan di lakukan untuk menghindari hal tersebut ?

Mungkin solusi yang terbaik untuk mengatasi hal tersebut adalah, penambahan gerbong atau kereta. Lalu di adakannya kereta khusus laki-laki supaya mereka tidak memakai fasilitas kereta wanita seperti saat ini. Di tambah makin banyaknya pengamanan seperti papan batas entah di stasiun itu sendiri atau di jalan-jalan yyang di lalui kereta apai. Begitupun untuk orang-orang yang tinggal di pinggir rel kereta api, di harapkan kalau bisa di beri lahan untuk mereka pindah supaya tempat tinggal mereka tidak berbahaya seperti sekarang ini.
Solusi yang lebih utama adalah kesadaran rakyatnya untuk menjaga dan menaati peraturan yang ada, tapi lebih penting laginya adalah pemerintah turun tangan sendiri untuk membuat rakyatnya bahagia dan merasa aman. Bukan hanya bisa menyuruh DPR atau kalangannya. Karena toh sekarang para DPR-nya sendiri sedang sibuk dengan menutupi kejelekan masing-masing dan membeberkan kesalahan orang lain seperti masalah korupsi yang sekarang lagi buming di negara kita Indonesia.