Taylor Swift

Selasa, 06 November 2012

Pergaulan Para Remaja Saat Ini

Pergaulan Para Remaja Saat Ini

Sumpah Pemuda yang sering di peringati pada tanggal 28 Oktober, sudahlah jarang di peringati oleh pemuda-pemuda pada umumnya. Kecuali oleh siswa-siswi dari SD,SMP dan SMA, itupun mereka mau mengikutinya jikalau di suruh oleh guru atau pembimbingnya. Entah kenapa bisa seperti itu ?
Rasa nasionalisme kaum pemuda saat ini sudah tidak terlihat lagi, mereka saat ini sudah keasyikan dengan dunia mereka seperti lebih memilih ke Warnet atau warung internet, maen PS ataupun hanya nongkrong di warung-warung.
Bukan hanya itu saja, pemuda saat ini banyak juga yang tak beraturan dan tak menaati hukum yang ada. Buktinya tawuran antar pelajar, balap motor liar, sampai memakai narkotika dan meminum minuman keras.

•    Kita ambil contoh satu, yaitu : “Tawuran Antar Pelajar”
Tawuran antar pelajar sudah sering terjadi, dan sering terjadi tahun-tahun ini. Entah apa yang mereka pikirkan sehingga mereka melakukan hal seperti itu. Dan bisa saja mereka melakukan tawuran tersebut dengan alasan yang tidak masuk akal, contohnya : mempertahankan harga diri lah, membalaskan dendam, atau yang lainnya.

•    Kita ambil contoh lagi, yaitu : “Balap Motor Liar”
Balap motor yang mereka lakukan bukan balap motor yang di lakukan valentino Rossi atau Pedrosa, tapi balapan mereka adalah balapan liar. Balapan yang di lakukan pada malam hari di jalanan umum tanpa memperdulikan keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Atau istilah lainnya adalah trek-trekan. Hal ini mereka lakukan karena beberapa faktor, misalnya :
a.    Karena tidak mau terlihat lemah / kalah.
b.    Karena hadiahnya uang atau bisa juga motor.
c.    Menjaga kehormatan gank motornya, dll.
Tanpa mereka sadari, yang mereka lakukan itu sangatlah membahayakan keselamatan nyawa mereka. Yaa mungkin masih dapat di wajar jika yang melayang adalah  nyawa mereka sendiri, tapi bagaimana jika orang yang tak menahu tentang balapan dan hadiah yang mereka peroleh yang menjadi korbannya. Siapa yang mesti di salahkan ?
Di tambah kebanyakan dari pemuda atau remaja yang melakukan balap liar selalu menggunakan motor yang tidak memiliki kelengkapan seperti SIM,STNK atau mungkin KTP dan Kartu pelajar.
Mereka semua hanya modal nekat demi mendapatkan hadiah yang sangat menggiurkan mereka. Bukan hanya itu saja dari segelintir remaja yang mengikuti balap liar itu sering menggunakan motor curian atau pinjaman. Subhanallah...

•    Contoh ketiga atau terakhir adalah “ Memakai Narkotika atau Miras “
Mungkin bagi kaum berada membeli narkotika hanya tinggal membuka dompet atau mengambil di ATM, tapi tidak untuk orang yang kurang mampu tapi sudah ketagihan dengan obat-obatan seperti itu. Mereka bisa menggunakan segala cara untuk membeli barang haram tersebut jika sudah “sakaw”.
Entah itu mencuri atau menggunakan cara yang merugikan orang lain. Padahal melakukan hal itu hanyalah kesenangan semata namun bisa merusak jiwanya sendiri. Bukankah sudah banyak contoh yang terjadi di masyarakat atau mungkin depan dan sekitar mereka. Tentang bahayanya menggunakan barang haram itu, tapi apakah mereka melihat dan merasa takut pada akhirnya ??
Entahlah.. hanya mereka yang tau.
Sedangkan untuk remaja yang suka meminum minuman keras, biasanya mereka awalnya hanya mencoba-coba ketika mereka sedang kumpul-kumpul bersama teman-temannya. Bisa jadi dari satu orang yang suka meminum minuman seperti itu jadi bertambah ke semua orang yang berada di situ karena seringnya mencoba. Seperti remaja laki-laki sekarang terhadap sebuah rokok.
Solusi yang terbaik dari ketiga masalah yang sering di alami oleh para pemuda tidak jauh-jauh dari kepedulian mereka sendiri terhadap jiwa dan raga mereka. Di tambah harus di bantu juga dengan perhatian ekstra dari orang tua untuk anak-anaknya yang sudah terjerumus dalam 3 hal tersebut, karena mungkin saja mereka melakukan hal tersebut di sebabkan oleh kurangnya perhatian atau broken home.
Dan juga untuk para pembela negara atau polisi dan sebagainya, semakin cepat memberantas hal-hal seperti itu karena jika di diamkan akan membuat moral pemuda bangsa yang harusnya tidak melakukan menjadi melakukan. Dan juga untuk pemerintah supaya lebih menghimbau para pemuda untuk melakukan hal-hal positiv.
Namun untuk para remaja atau pemuda yang sudah menggunakan narkoba tau narkotika, mereka harus memasuki ruang rehabilitasi terlebih dahulu untuk supaya setelah mereka sudah sembuh tidak mencoba menggunakannya lagi.
Karena di ruang rehabilitasi, mereka akan di ajari bagaimana cara mendekatkan diri terhadap Sang Kuasa atau agamanya masing-masing, belajar seperti sekolah biasanya dan bisa juga sambil bermain.
Tapi kunci utama untuk menghindarkan semua itu, hanya 2 hal yang penting :
1.    Niat yang kuat
2.    Tidak cepat terhasut ataupun terjerumus
Dan marilah kita mengatakan “ SAY NO TO THAT ALL “

Senin, 05 November 2012

KERETA API, MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

KERETA API, MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

Perjalanan dari Bekasi-Depok adalah perjalanan yang sangat menyenangkan dan juga melelahkan. Berangkat dari Bekasi selesai pulang pratikum di kampus J1 Gunadarma. Berangkat deng Lulu dan Dyna dan hanya dengan modal nekat. Karena kami bertiga belum pernah ke Depok menggunakan kereta. Setelah memberi karcis, ternyata kereta kami datang. Kami yang bingung harus kemana jadi berlarian karena para pemeriksa tiket bilang “ayoo cepat-cepat, kereta tidak berhenti lama” *seperti lagu anak-anak. 
Kami pun berlarian menuju kereta. Dan tanpa basa-basi melihat kereta yang sudah siap-siap berangkat kami langsung loncat satu-persatu ke pintu kereta yang belum tertutup. (*seperti di drama-drama korea saat adegan actionnya )
 Di kereta kami memilih kereta Commuter, kereta yang katanya adalah kereta khusus wanita. Tapi kenyataannya TIDAK. Masih saja remaja laki-laki atau bapak-bapak yang menggunakan fasilitas ini, dan anehnya tidak ada yang melarang ataupun memarahi. Padahal sudah tau bahwa kereta itu hanya khusus wanita.
Saat di perjalanan menuju Depok, saya berdiri dan melihat keadaan di sekitar pinggir-pinggir jalan kereta yang saya lewati. Begitu tragis menurut perasaan saya. Yaa saya melihat banyak hal-hal yang nggak patut di perlihatkan di negeri yang sudah merdeka seperti Indonesia ini. Yang di bingungkan kenapa hanya rumah-rumah penduduk kecil saja yang berada di pinggir jalan kereta, kemana kah rumah-rumah yang megah lainnya ?
Di tambah apakah pemerintah tidak melihat keadaan tersebut ? apakah pemerintah hanya sibuk dengan urusan keluar negeri yang katanya mengurus urusan negara ? saya bingung apa yang di kerjakan seorang pemerintah. Kenapa pemerintah kita tidak seperti pemerintah di negara lain. Negara lain pemerintahnya akan mengundurkan diri jika dia sudah merasa banyak masalah dalam negara yang di pimpinnya. Tapi tidak dengan negara kita, entah kenapa pemerintah kita seperti tidak merasa kejadian-kejadian yang sudah terjadi seperti di tahun ini banyak pesawat-peasawat jatuh, kebakaran, banjir dan juga tawuran atau bentrok dimana-mana.

Sesampainya di Depok, kami langsung membeli buku setelah itu berjalan-jalan di sekitar kampus Gunadarma Margonda sebari beristirahat menghilangkan rasa lelah karena dari Bekasi kami semua berdiri di dalam kereta.
Sekitar jam 14.45 kami pun kembali lagi ke stasiun Pondok Cina, setelah membeli karcis. Karena kereta commuter belum datang kami menunggu di stasiun sebari melihat mahasiswa yang sedang mengamen di stasiun. Baru 10 menit kami menunggu di stasiun, tiba-tiba ada seseorang yang teriak di stasiun. Saya yang bingung karena sedari tadi terfokus pada handphone melirik ke orang yang berteriak itu. Setelah mencari tau kenapa dia berteriak, ternyata tadi dari arah selatan baru saja kereta commuter jurusan Bogor melaju meninggalkan stasiun lalu ada seorang laki-laki yang akan menyebrang dan entah dia tidak mendengar pengumuman dia menyebrang asal padahal kereta barang dari arah yang berlawanan akan lewat dan melaju cepat karena tidak berhenti di stasiun Pondok Cina.
Laki-laki itu pun yang kaget dan terpental ke pagar stasiun, oleh sebab itu seseorang itu berteriak karena merasa kaget meihat seseorang hampir tertabrak kereta. Mungkin secara logika kita pasti akan menyalahkan laki-laki yang menyebrang asal itu, tapi sebenarnya tak sepenuhnya laki-laki itu di salahkan. Karena seharusnya pengamanan di stasiun semakin di tingkatkan, jika tidak di beri papan batas jika kita mengetahui ada kereta atau tidak. Tapi bukan hanya di stasiun saja, papan batas pun di perlukan di setiap jalan yang akan melintasi jalan rel kereta karena tak semuanya memakai papan batas.
Dan untuk ini, siapa lagi yang akan di salahkan ? rakyat ? pemerintah ? entahlah hal ini belum bisa di pecahkan oleh siapapun.
Akhirnya kereta commuter jurusan Bekasi datang, tapi waww padat banget penunpangg di dalamnya. Dyna yang sudah masuk lebih awal pun mendapatkan tempat sedangkan saya dan Lulu berlari ke gerbong yang lain mencari tempat. Setalah saya mendapat tempat, Lulu balik lagi ke gerbong dimana ada Dyna-nya. Saya pun lari dan loncat ke gerbong yang ada Lulu dan Dyna karena sebentar lagi akan tertutup pintunya. Hushh hampir saja.
Sebenarnya saya nggak bakal mengikuti Lulu dan Dyna ke gerbong ini, tapi apa daya karcisnya di pegang oleh Dyna semua. Makanya saya bingung mesti ada di gerbong mana sedangkan semua gerbong sudah padat sangat. Kejadian seperti ini kedua kalinya saya rasakan, pertama saat saya sedang liburan ke Jawa bersama abang lagi-lagi kedapatan kereta yang sudah penuh sesak tapi tetap saja masih mau menaiki penumpang. Muungkin itu wajar karena kami naik kereta ekonomi yang semuanya berbaur dan tercampur. Sampai-sampai ada yang berdiri di pintu atau naik di atas gerbong. Entah bagaimana nasib mereka jika sampai terpeleset dan jatuh dari atas gerbong.
Lagi-lagi siapa yang akan di salahkan ? rakyat yang bandel karena nekat dengan memaksakan duduk di atas gerbong ? atau pemerintah yang tidak memperdulikan hal itu ? dan apa yang akan di lakukan untuk menghindari hal tersebut ?

Mungkin solusi yang terbaik untuk mengatasi hal tersebut adalah, penambahan gerbong atau kereta. Lalu di adakannya kereta khusus laki-laki supaya mereka tidak memakai fasilitas kereta wanita seperti saat ini. Di tambah makin banyaknya pengamanan seperti papan batas entah di stasiun itu sendiri atau di jalan-jalan yyang di lalui kereta apai. Begitupun untuk orang-orang yang tinggal di pinggir rel kereta api, di harapkan kalau bisa di beri lahan untuk mereka pindah supaya tempat tinggal mereka tidak berbahaya seperti sekarang ini.
Solusi yang lebih utama adalah kesadaran rakyatnya untuk menjaga dan menaati peraturan yang ada, tapi lebih penting laginya adalah pemerintah turun tangan sendiri untuk membuat rakyatnya bahagia dan merasa aman. Bukan hanya bisa menyuruh DPR atau kalangannya. Karena toh sekarang para DPR-nya sendiri sedang sibuk dengan menutupi kejelekan masing-masing dan membeberkan kesalahan orang lain seperti masalah korupsi yang sekarang lagi buming di negara kita Indonesia.