Taylor Swift

Rabu, 10 Oktober 2012

Sahabat adalah keluarga kedua bagiku.(tulisan)


Sahabat adalah keluarga kedua bagiku.

Jujur, aku memang manusia teregois di dunia ini, mungkin. Tapi aku juga adalah seorang remaja yang suka mempunyai banyak teman terutama sahabat. Dan sahabat bagiku adalah rumah kedua untuk berbagi keluh kesah. Walaupun aku mengakui aku adalah orang yang egois dan tidak pernah mau mengerti perasaan orang lain. Tapi sebenarnya aku  sangat bisa memahami perasaan seorang sahabat yang sangat dekat denganku. Sekarang aku mempunyai 4 orang sahabat dekat. Mereka teman-teman terbaikku di SMA sampai sekarang, walaupun sekarang kami berpisah-pisah tempat. Seperti aku yang pindah ke Bekasi, Nurul di Purwakarta dan kedua sahabatku lainnya Ipah dan Hani yang menetap di Subang, tapi walaupun mereka satu Kota. Mereka beda kegiatan. Ipah yang sudah sibuk dengan pekerjaannya dan Hani yang sibuk dengan tugas kampusnya seperti aku dan Nurul.
Kami berempat dekat sejak menduduki bangku kelas X semester 2. Yaa tapi kalau aku dan Hani adalah teman dari kita duduk di Sekolah Dasar. Kedekatan kami berawal karena kami satu kelas di kelas X bersama Nurul dan Ipah.
Awalnya aku dan Hani berbeda grup waktu di SD, dan aku juga tidak suka Hani soalnya dia waktu di SD adalah orang yang suka mem-bully temannya termasuk aku. Walaupun sekarang sudah berbeda jaman, karena sekaarang akulah yang sering mem-bully dia. Sedangkan dengan Nurul, waktu masa orientasi siswa. Aku sempat melihatnya sekilas, begitupun dia katanya. Saat itu aku sangat melihat benci terhadap Nurul karena dia pun menatap benci dan aneh terhadapku. Tapi entah jodoh atau tidak kami di satu kelaskan akhirnya. Karena merasa penasaran pula aku pun suatu hari menanyakan hal itu terhadap Nurul. Dan dia menjawab “ aku aneh melihat model rambutmu Nik “. Whahaha aku tertawa terbahak-bahak mendengar jawabannya, yaa memang rambutku Ikal (keriting sedikit) dan sengaja di potong pendek saat itu. Jadi wajar saja jika dia merasa aneh.
Dan begitupun sebaliknya dia bertanya mengapa aku menatapnya sinis waktu itu, dengan entengnya aku menjawab “ karena gaya kerudung kamu yang mirip anak SD “. Kami berempat pun tertawwa bersama-sama. Dan sedangkan Ipah, dari awal aku tidak pernah merasakan keanehan kepadanya. Kami dekat pun karena awalnya dia adalah teman duduk Nurul.
Sejak itu persahabatan kami makin utuh, walaupun sering banyak perbedaan yang membuat kami berselisih paham terutama aku dan Nurul, yang sama-sama mempunyai sifat egoisme yang tinggi. Tapi semakin hari aku mengenal mereka semakin dalam juga rasa sayangku terhadap mereka. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang di berikan oleh Allah karena telah memberikan sahabat seperti mereka. Maka dari itu sampai sekarang aku selalu menjaga dan menyayangi mereka. Dan bahagianya mereka juga melakukan hal yang sama dengan apa yang aku lakukan.
Tapi sebenarnya semua itu hampir berubah, saat kami terpisah-pisah sekarang ini. Mungkin mereka mempunyai kesibukan masing-masing jadinya tidak punya waktu untuk berkumpul bersama lagi seperti waktu di jaman SMA. Karena waktu itu setiap pulang sekolah kami selalu kumpul entah mengerjakan tugas bersama atau sekedar main di basecamp kami yaitu rumahku.
Banyak kenangan-kenangan yang tidak bisa terlupakan bersama mereka dan tidak bisa terulang kedua kalinya. Aku pun tidak mau kehilangan sahabat seperti mereka. Mereka adalah anugrah terbesar kedua setelah keluargaku. Dan mereka pula yang mengerti semua perasaan dan keluh kesahku.
Walaupun dari empat orang ini aku lah yang masih muda dalam umur, tapi karena memang badanku yang paling tinggi dan besar maka banyak juga yang menganggap ku kaka dari mereka. Kadang-kadang aku senang jika ada yang bicara seperti itu tapi kang pula aku marah, karena aku benci di bilang tua.
Perbedaan yang menonjol di persahabatan kami yang di namakan “makfour” yang artinya empat para “emak” sangatlah banyak. Misalnya dari aku adalah aku orang yang paling iri terhadap Hani, walaupun umurnya yang paling tua di antara kami tapi wajahnya dan sikapnya itu membuat dia terlihat seperti maknae (yang paling muda dalam bahasa Korea) di kelompok kami. Sedangkan terhadap Nurul, aku kadang-kadang ingin seperti dia. Orangnya simple, pede, dan juga pinter. Dan terakhir Ipah, aku suka dengan kepinterannya dalam bidang Science maka dari itu aku pun suka merasa galau jika mengadu kebisaan di bidang tersebut.
Dalam masalah pelajaran aku mungkin di bawah mereka, begitupun dalam masalah cinta. Awalnya ku dan Hani lah dua orang yang setia menjomblo. Sedangkan Ipah dan Nurul sudah memiliki dambaan hati masing-masing. Tapi tidak sekarang, Hani sekarang beda dengan Hani dulu. dia sekarang nampak seperti remaja seusianya yang mempunyai pacar malah dia juga mempunyai banyak fans dari kalangan anak kecil seusia adikku sampai kaka kelas.
Pernah suatu hari aku dan Hani menyukai kaka kelas yang sama. Dia adalah kaka kelas yang terlihat manis di tambah dengan gigi kelincinya itu. Yaa walaupun pada akhirnya Hani is the winner.
Tapi aku boleh sedikit berbangga jika dalam hal olahraga, yaa diantara kami berempat aku lah yang paling pandai berolah raga entah bermain futsal, basket, volly, renang, atau ekskul seperti Taekwondo. Dan itulah satu-satunya yang aku banggakan di antara keahlian mereka lainnya.
Persamaan kami pun tak kalah banyaknya, kami sama-sama suka menonton film. Yaa kegiatan kami itulah sepulang sekolah. Selalu menyewa sebuah kaset film di sebuah rental lalu menontonnya sampai menjelang sore. Entah sudah berapa puluh kaset yang sudah kami tonton. Dari film Indonesia, barat sampai Korea.
Bukan hanya menonton, persamaan kami yang sama lagi yaitu sama-sama suka sekali makan. Walaupun berat badan Ipah lah yang tidak pernah naik, sedangkan tiga orang lainnya. Alhamdulillah selalu bertambah jika sedang di timbang.
Jika harus menceritakan tentang mereka, entah berapa lembar halaman yang akan tertulis. Tapi yang pasti aku sangat bahagia memiliki sahabat seperti mereka. Dan aku kangen masa-masa bersama mereka lagi.
I Miss U Makfour.
All of you is the best friends.

Lingkungan di era sekarang.(tulisan)


Lingkungan di era sekarang.

Kalau membicarakan tentang bermasyarakat, aku adalah orang yang tidak terlalu ikut campur tentang apa yang terjadi di masyarakat terutama di daerah tempat tinggalku. Tapi aku tetap tau apa saja yang sedang terjadi di dalam masyarakat sekitarku. Jujur, aku orang yang sangat lama sekali bersosialisasi di tempat baru. Entah itu tempat tinggal, sekolah, atau lainnya. Tapi sebenarnya aku adalah orang yang gampang sekali akrab jika memang sudah kenal di tambah orang itu pun merespon baik terhadapku.
Sebenarnya banyak alasan mengapa aku lebih memilih tidak bermasyarakat di daerahku, dulu aku orangnya suka berbaur tapi suatu kejadian yang membuat aku tidak suka bermasyarakat dengan orang-orang di daerahku kecuali memang hal itu penting dan layak untuk di bicarakan bersama-sama. Kejadian itu yang membuat aku sekarang seperti ini, entah hanya perasaanku atau apa, masyarakat di daerah rumahku adalah orang-orang yang suka mencampuri urusan pribadi orang lain, dan aku tidak suka itu. Mereka selalu membicarakan hal buruk dari sisi orang lain, sedangkan hal baiknya selalu mereka anggap angin lalu. Bukan hanya aku, keluargaku pun tidak menyukai itu.
Di daerahku hampir kebanyakan menyombongkan diri dengan harta yang mereka punya, selalu ingin menjadi no satu dan menganggap dirinyalah yang paling sempurna. Dan itu yang paling ku benci, aku ingin masyarakat di sekitar lingkunganku bersikap biasa dan sewajarnya.
Alasan lainnya, yaitu aku adalah orang yang mudah percaya. Percaya pada omongan orang tanpa mencari tau apakah hal itu benar atau tidak adanya. Saking sering percayanya, aku sering kali juga di khianati oleh orang yang di sayang ataupun teman dekat. Makanya di kalangan tempat tinggalku, sekarang aku tidak punya sahabat dekat kecuali keluargaku sendiri dan beberapa orang yang aku anggap layak untuk di percaya.
Cara bermasyarakat di lingkungan rumahku, sangatlah aneh menurutku. Mereka memang sering sekali tolong menolong, atau mengerjakan hal  bersama-sama. Tapi kebanyakan itu yang melakukan adalah bapak-bapaknya sedangkan para ibu-ibunya kebanyakan dari mereka hanyalah duduk manis dan mengobrol atau istilah lainnya adalah menggosip.
Solusi yang aku harapkan sendiri di lingkungan rumahku adalah, sesama tetangga selalu menjaga nama baik tetangganya. Dan selalu membagi kebahagiaan di kala dirinya sedang bahagia. Dan tidak pernah mencampuri urusan pribadi orang lain tanpa mengetahui permasalahan atau fakta yang sebenarnya.
Daerah rumahku memang tidak se-Kota Jakarta karena rumahku ada di salah satu pedalaman, tapi yang ku sukai karena suasananya masih asri karena masih banyak pepohonan. Meski di jalan raya sekarang sudah banyak berdiri pabrik-pabrik. Mungkin pabrik-pabrik itu membantu penduduk di daerahku karena semakin sedikit pengangguran. Tapi karena pabrik-pabrik itu juga banyak orang terutama teman-teman sekolahku yang lebih  memilih bekerja di pabrik daripada melanjutkan sekolah ke SMA misalnya.
Dengan modal nekat atau dengan cara memalsukan ijazah dan KTP mereka, mereka pun akhirnya berhasil bekerja di pabrik itu. Tapi tidak semuanya sengaja untuk bekerja, sebagian dari mereka bekerja karena sebuah kebutuhan. Mungkin karena keluarganya yang tidak meneruskan melanjutkan membiayai sekolah mereka dan akhirnya mereka terpaksa bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga.
Jika menceritakan ini, aku sangat sedih. Karena aku ingat salah satu sahabatku, dia adalah orang yang pintar menurutku dan layak untuk melanjutkan sekolah di bangku kuliah daripada aku sekarang ini. Tapi mungkin karena keadaan, dia akhirnya harus bekerja. Walaupun dia selalu menonjolkan kebahagiaan saat sedang bersama tapi aku tau dia merasakan kesedihan karena dia juga ingin seperti kami “para sahabatnya yang lain”.
Banyak keuntungan dan kerugian sendiri karena adanya sebuah pabrik, menurutku keuntungannya hanya beberapa yaitu menurunkan tingkat pengagguran atau kemiskinan, terciptanya lahan pekerjaan, menambah devisa negara sedangkan kerugiannya hampir banyak, yaitu :
1.      Membuat anak berfikir bahwa lebih baik bekerja di banding sekolah.
2.      Makin banyaknya kejahatan, seperti penipuan. ( adanya pemakaian ijasah atau KTP palsu. )
3.      Pergaulan yang semakin bebas ( karena tidak ada larangan yang wajib di patuhi oleh para karyawan di dalam lingkungan pabrik, sehingga terbawa sampai ke lingkungan rumah. Walaupun tidak seemua para karyawan seperti itu)
4.      Polusi dari limbah pabrik membuat gersang. ( karena banyaknya penebangan pohon di sekitar pabrik atau jalan raya)
5.      Terjadinya kemacetan sehingga tingkat kecelakaan pun meningkat.
6.      Makin sempitnya lahan penduduk.
7.      Terlantarnya anak-anak dari asuhan ibunya. ( walaupun ibunya itu bekerja karena meingin mencukupi kebutuhan anaknya)
Jadi solusinya menurutku, para pengurus pabrik harus semakin jeli jika ada karyawan baru yang akan melamar, dengan memeriksa semua perdaftarannya misalnya apakah ijasah itu asli atau tidak. Sehingga anak di bawah umur tidak di pekerjakan. Atau dengan cara mengurangi pembangunan pabrik. Membuat jalan alternatif, lebih banyak melakukan penghijauan daripada melakukan penebangan. Mengubah lapangan pekerjaan misalnya ke pekerjaan yang tidak mengganggu polusi udara. Dan khusus ibu pastikan tetap memberikan perhatian di kala ada waktu senggang untuk bermain bersama anak atau keluarga.
Dan untuk menghindari anak yang masih di bawah umur supaya tidak bekerja, pemerintah mulai saat ini harus menambah pengeluaran untuk tidak hanya membantu siswa sampai sekolah 9 tahun atau SMP tapi mewajibkan 12 tahun atau SMA. Jadi anak-anak yang mungkin kekurangan finansial di kehidupannya bisa sedikit terbantu. Dan bisa merasakan sekolah di bangku SMA. Yang biasanya mendapatkan pengalaman banyak karena memang di SMA, kita lebih bisa mengetahui segala hal yang tidak bisa kita ketahui ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama.

AKU DAN KELUARGAKU.....(tulisan)


AKU DAN KELUARGAKU.....

Kebersamaan bersama keluarga adalah kebahagiaan sendiri menurutku, dimana kami bisa bercanda dan bermain bersama. Ada ayah, mama, aku dan juga adik. Walaupun sekarang waktu berkumpul sudah semakin berkurang, seperti ayah yang harus bekerja dan aku yang sekarang sibuk dengan tugas-tugas dari kampus.
Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, aku dan adikku Adam selisih 7 tahun. Yaa walaupun umur kita jauh berbeda tapi sering kali kita bertengkar entah masalah makanan atau televisi biasanya. Karena sebelum adikku lahir, aku merasa jadi anak tunggal maka wajar saja aku sangat di manja terutama oleh ayah. Semua yang aku inginkan pasti selalu di turuti, tapi itu dulu. sedangkan sekarang mesti terbagi oleh adik laki-laki ku.
Aku selalu merasa iri jika adikku di belikan sesuatu yang dia inginkan, dan aku melampiaskan kekesalanku biasanya diam di kamar sendiri dan keluar kamar dengan hati yang sudah cukup tenang. Tapi seringkali aku marah-marah tak jelas, dan seringnya juga adikku lah yang merasakan imbasnya kekesalanku.Dan akhirnya aku jugalah yang bakal kena omelan dari mama. Tapi omelan itulah yang aku kangeni jika sedang jauh dari mama.
Tapi jika di depan ayah, anehnya kami berdua tidak pernah berantem. Entah karena takut atau apa, kami berdua suka memendam kekesalan itu. Dan akan di lampiaskan jika sudah tidak ada ayah di sekitar kami. Memang lucu cara berantem kami, walaupun sering kami berantem tapi kebersamaan aku dan adikku lebih banyak.
Jujur aku bukanlah dari keluarga yang berada, aku hanyalah ada di kalangan keluarga yang sederhana tapi bahagia. Masih bisa melihat senyum yang terpancar dari wajah mama, ayah dan adik sudah membuat kebahagiaan tersendiri, begitupun sebaliknya. Mungkin di dalam keluarga aku berwatak keras kepala dan egois, ingin selalu menang sendiri dan ingin selalu di utamakan. Sehingga semua yang ku inginkan harus di turuti. Walaupun tidak semua yang aku inginkan di turiti, tapi hal penting untuk ku seperti sekolah atau yang lainnya selalu di sediakan.
Kadang aku juga pernah merasa bosan dengan keluarga ini, entah karena sedang merasa kesal karena ayah dan mama sangat membela adik atau karena melihat keluarga lain jauh lebih membahagiakan. Tapi mungkin itu hanya perasaan sembarang saja, dimana kita memang akan merasa apa itu bosan.
Tapi aku benar-benar bahagia di lahirkan di keluarga ini, tidak perlu di lahirkan menjadi anak seorang presiden atau anak orang kaya. Bagiku ini jauh lebih dari cukup. Aku bersyukur sampai saat ini keluargaku masih lengkap, dari nenek, kakek dari aayah atau mama. Di tambah masih ada buyut dari mama yang masih ada. walau kadang-kadang buyut ku sering membuat ku kesal karena tingkah lakunya yang kembali lagi seperti anak kecil mungkin karena faktor usia. Tapi di sisi lain dialah buyut yang ku punya saat ini. Sedikit cerita tentang buyutku, aku adalah buyutnya yang paling terjail yang pernah dia kenal. Mau tau kenapa ?
Buyut atau aku sering menyebutnya uyut itu adalah seorang manusia yang sangat gampang sekali kemasukan makhluk-makhluk gaib seperti kesurupan. Tapi karena mungkin karena sudah biasanya aku juga sudah tidak merasa takut bila uyut sedang kesurupan. Suatu hari uyut ku diam di teras rumah sendirian, nenek ku yang memang setiap uyut kesurupan pasti dialah yang jadi juru bicaranya pun menghampiri. Lalu dia memanggilku dan memintaku membawakan segelas air putih. Setelah aku berikan, nenek ku itu membacakan doa-doa lalu uyut ku langsung di suruh meminumnya. Aku yang sudah mengetahui bahwa sebentar lagi akan terjadi kesurupan atau kerasukan pun segera menyiapkan sebuah kamera handphone untuk merekam kejadian yang akan terjadi.
Dan benar saja tak lama setelah itu, uyut ku langsung ngomong sendiri seperti sedang memarahi kami “keluarga”. Dia bilang (dapat di artikan setannya) “ yong ngelekor bae ning kana “ ( dalam bahasa jawa).  Setelah itu uyut ku tertawa sendiri dan tiba-tiba sadar kembali. Setelah acara kesurupan itu selesai, aku memberikan hasil rekaman ku kepada uyut tentunya dan keluargaku yang lain. Kebanyakan dari mereka malah tertawa melihat kejadian tersebut. Dan mengatakan “kamu adalah buyut yang paling kurang ajar”. Mendengar itu aku malah tertawa, yaa di keluarga ini aku memang paling jail. Aku sendiri sering mengoleksi video-video uyut yang sedang kerasukan.
Bukan apa-apa, aku Cuma ingin menjadikan itu sebuah kenangan ketika beliau misalnya sudah tidak ada, aihh tapi jangan sampai itu terjadi. Aku ingin uyut melihat keberhasilan cucu atau buyutnya terutama keberhasilan aku dan adikku. Aku ingin dia bahagia melihat penerusnya bisa sukses dan berhasil seperti apa yang di harapkan orang sebaya dia.
Aku pun tak tau sudah berapa puluh tahun umur uyutku, tapi setau aku saat masa penjajahan beliau sudah lahir dan ikut di jajah pada masa itu. Karena beliau sering menceritakan itu semua pada kami.
Semua kenangan bersama keluargaku sulit sekali untuk di lupakan, semuanya selalu terbayang ketika aku sedang diam atau merenung sendiri di tempat favoritku yaitu kamar. Dan sering kali juga kenangan-kenangin itu membuat aku kadang-kadang bisa membuat sebuah cerpen. Yaa walaupun tak sebagus cerpen karangan orang lain,tapi itulah yang sering ku lakukan jika sedang santai atau sendiri.
AKU SAYANG KALIAN....
TIADA HARI TANPA MEMIKIRKAN KALIAN... J

BAB 3 INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT


INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
1.      Pertumbuhan Individu
A.Pengertian Individu
Dalam ilmu sosial paham individu memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia karena menekankan penyelidikan kepada kenyataan –kenyataan hidup yang istimewa. Individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tidak dapat di bagi melainkan kesatuan yang tak terbatas atau bisa di bilang manusia perseorangan. Timbulnya diferensiasi bukan hanya pembawaan, tapi karena dengan dunia yang telah mempunyai sejarah dengan peradabannya sendiri. Hal ini memberikan keuntungan rohani bagi individu itu sendiri, seperti : bahasa, agama, adat-istiadat, kebiasaan, paham-paham hukum, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
Individu juga dapat di simpulkan seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Ada 3 aspek melekat pada manusia “individu”, yaitu : aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek sosial kebersamaan.
B. Pengertian Pertumbuhan
Meskipun terdapat perbedaan pendapat, pertumbuhan adalah suatu perubahan menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa atau pada lazimnya di sebut dengan istilah proses. Tapi banyak juga pendapat para ahli yang berbeda-beda, di antaranya :
1.      Para ahli yang menganut aliran asosiasi, berpendapat : pertumbuhan pada dasarnya di sebut proses asosiasi,misalnya bagian-bagian yang ada lebih dulu sedangkan keseluruhan ada pada kemudian.  Bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi.
2.      Pendapat dari aliran psikologis Gestalt, yakni : pertumbuhan adalah proses diferensiasi yang artinya keseluruhan, sedangkan bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain.
3.      Konsepsi aliran sosiologi, dimana para ahli dari aliran ini menganggap bahwa pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang sosial dan kemudian di sosialisasikan.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
a.       Pendirian Nativistik, yaitu : pertumbuhan individu itu semata-mata di tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir.
b.      Pendirian Empiristik dan Environmentalis, yakni : pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperanan sama sekali.
c.       Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme yang berkonsep dengan pandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
2.      Fungsi – Fungsi Keluarga
A.    Pengertian Fungsi Keluarga
Suatu pekerjaan atau tugas-tugas yang harus di laksanakan oleh keluarga itu sendiri secara bersama-sama atau perorangan secara bergantian.
B.     Macam-macam Fungsi Keluarga
1.      Fungsi Biologis : suatu persiapan yang di lakukan oleh keluarga saat acara-acara penting
2.      Fungsi Pemeliharaan : anggota keluarga saling melindungi satu sama lain.
3.      Fungsi Ekonomi : kepala rumah tanggga (suami-ayah) harus mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
4.      Fungsi Keagamaan : keluarga wajib menjalani atau mengamalkan ajaran-ajaran agama sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5.      Fungsi Sosial : orang tua harus mengajari anaknya tentang sosial di dalam lingkungan.

3.      Individu, Keluarga dan Masyarakat
·         Pengertian Individu
Individu berasal dari kata “individium” artinya “ yang tak terbagi
·         Pengertian Keluarga
Keluarga adalah satuan masyarakat yang terkecil dan sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat atau istilah lainnya ( primary group ). Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Dari anak-anak itulah mereka nantinya berkembang dan bisa melihat atau mengenal arti dirinya sendiri.
·         Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma,adat istiadat yang sama-sama di taati dalam lingkungannya. Suatu masyarakat juga dapat berupa suatu suku bangsa, dan juga bisa berlatar belakang dari berbagai suku. Dalam pertumbuhan dan perkembangan masyarakat di bagi menjadi2, yaitu :
1.      Masyarakat sederhana ( primitif) pola ppembagian kerjanya di bedakan melalui jenis kelamin.
2.      Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial atau yang lebih akrab di sebut kelompok organisasi kemasyarakatan yang berkembang dalam lingkungan terbatas.

BAB 2 PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN



PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN



A.    Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat tiap harinya membuat aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan lainnya. Begitupun manusia yang mempunyai kelebihannya masing-masing di dalam kehidupannya, karena manusia dapat memamfaatkan dan mengembangkan akal budinya.
B.     Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial dan ekonomi. Di samping itu apabila pertumbuhan penduduk tidak dapat di imbangi dengan pertambahan fasilitas yang mencukupi akan menimbulkan suatu masalah-masalah  yang akan terjadi setelah pertambahan tersebut. Misalnya : semakin banyak pengangguran atau meningkatnya tingkat kemiskinan di sekitar kita, serta tibulnya kejahatan karena untuk melengkapi suatu kebutuhan. Dan juga dapatt kita lihat dari tahun 1830 yang jumlah penduduknya sekitar 1 milyard menjadi meningkat di tahun 2006 menjadi 7 milyard penduduk.
Bukan hanya pertambahan penduduk saja tingkat kematian pun tak kalah banyaknya meningkat setiap tahunnya. Apalagi sekarang fertilitas ( kelahiran hidup ) juga dapat di perhitungkan buktinya banyak bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahirannya.
C.    Kebudayaan dan Kepribadian
Jika kita menceritakan sejarah kebudayaan Indonesia pasti sangat rumit jika tidak di sertai fakta-fakta yang mendukung. Misalnya saja alat batu pada zaman batu tua yaitu kapak genggam, yang di kenal dari Eropa lalu ke Afrika, Asia Tengah, dan India. Tapi sebenarnya berdasarkan penelitian kapak genggam berasal dari Cina Selatan dan menyebar ke arah Selatan sehingga menyebar pula ke Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara dan Sulawesi lalu berlanjut ke Pilipina.
Sedangkan gunanya kapak itu di lakukan dengan cara di ikat kepada tangkai kayu dengan rotan setelah di asah sampai mengkilat.
Bersamaan dengan penyebaran budaya kapak-kapak batu tersebar pula sebuah bahasa yang di namakan bahasa Proto Austroresia atau bahasa induk atau cikal, dari bangsa-bangsa yang mendiami pulau-pulau di antaranya Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik, khususnya Republik Indonesia.
Di banding dengan sejarah kebudayaan Indonesia, kebudayaan agam juga sangat di jungjung tinggi di daerah ini. Maka tak salah jika Indonesia mempunyai beragam agama dari Hidu, Budha yang berasal dari India itu telah ada sejak abad ke 3 – 4.  Dan pada abad ke 15 – 16 barulah agama Islam di kembangkan di Indonesia oleh para pemuka-pemuka Islam yang di sebut Wali Sanga. Bukan hanya kebudayaan Hindu-Budha dan Islam, kebudayaan barat pun ada juga di Indonesia dan di kembangkan ketika kaum kolonialis batau penjajah masuk ke Indonesia. Misalnya : kaum Belanda(VOC).
Dalam waktu yang sama juga, di kota-kota pusat pemerintahan terutama di Jawa, Sulawesi Utara dan Maluku berkembang dua lapisan sosial, yaitu :
1.      Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh
2.      Lapisan sosial kaum negeri
Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan barat di sekolah-sekolah dan kemampuan atau kemahiran bahasa menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial. Tapi bukan hanya bahasa Belanda, sekarang juga ada bahasa Jepang, Jerman, Korea, dan China.
Karena adanya kebudayaan barat akhirnya kebudayaan Eropa yang juga masuk ke dalam kebudayaan Indonesia ialah agama Katolik dan agama Kristen Protestan. Agama-agama tersebut biasanya di siarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiaran agama.
Maka dari itu sudah menjadi adat dan kepribadian Timur, serta masyarakat Jawa khususnya. Bahwa dalam menerima setiap kebudayaan yang datang dai luar tidak di abaikan. Malahan di sesuaikan dengan kebudayaan lama.
Ciri khas kepribadian suatu bangsa dalam bentuk lain juga dapat di amati dalam beberapa macam ragam karya budayanya, contohnya : karya seni tari, seni pahat, seni sastra, seni bangunan, dan seni lukis dalam berbagai ragam pakaian adat. Indonesia memiliki kebhinekaan dalam hal, bahasa, adat istiadat, berbagai macam karya budaya dari kebhinekaan suku-suku bangsanya. Tegasnya corak-corak kebudayaan darri berbagai suku-suku bangsa Republik Indonesia memberikan corak-corak kepribadian bangsa Indonesia.
Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat kegotong royongan adalah ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada Republik Indonesia, dan menyatu menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.

BAB 1 ISD SEBAGAI MKDU ( MATA KULIAH DASAR UMUM )


ISD SEBAGAI MKDU ( MATA KULIAH DASAR UMUM )


1.      Pendahuluan
Setiap orang yang melanjutkan ke Pendidikan Tinggi atau sebuah Universitas di harapkan mempunyai :
1.      Kemampuan akademik,
2.      Kemampuan profesi, dan
3.      Kemampuan pribadi
Karena lulusan Perguruan Tinggi biasanya setelah lulus sudah mempunyai  keahlian dalam bidang masing-masing yang di tekuninya selama masih belajar di Perguruan Tinggi. Bukan hanya kemampuan akademik dan kemampuan profesi yang mesti di capai karena telah ada mata kuliahnya sendiri tapi setiap orang atau calon sarjana juga harus mempunyai kemampuan pribadi yang di dalamnya termasuk dalam penganjaran ( MKDU ) Mata Kuliah Dasar Umum, yang biasanya terdiri atas :
1.      Pancasila
2.      Agama
3.      Kewiraan
4.      Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
5.      Ilmu Alamiah Dasar ( IAD )
6.      Ilmu sosial dasar ( ISD )
7.      Ilmu Budaya Dasar ( IBD )
Kemampuan pribadi yang hendak di capai MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga negara yang berkualifikasi sebagai berikut :
a.       Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghargai agamaNya.
b.      Berjiwa Pancasila dan selalu mengangkat nilai-nilai Pancasila
c.       Memiliki wawasan Sejarah Bangsa dan mempelajari segala aspek-aspek tentang Negara dan Pancasila guna meningkatkan kesadaran untuk berbangsa dan bernegara.
d.      Selalu menyingkapi masalah dengan baik dan tidak menggunakan kekerasan.
e.       Mempunyai wawasan budaya yang luas, dan selalu melestarikan kebudayaan negaranya.
Karena tema pokok ISD adalah bagian timbal balik  antar manusia dan lingkungannya, dan hubungan tersebut dapat mewujudkan kenyataan-kenyataan dan masalah-masalah sosial.
2.      ISD : PENGERTIAN, TUJUAN,  ISD DAN IPS
Berdasarkan sumber filsafat yang di anggap sebagai ilmu pengetahuan, maka ilmu dapat di kelompokkan manjadi 3 kelompok yaitu :
1.      Natural Science (ilmu-ilmu alamiah) meliputi : Fisika, kimia, Astronomi, Biologi dan lainnya.
2.      Sosial Science (ilmu-ilmu sosial) yaitu : Sosiologi, ekonomi, politik, antropologi, sejarah, psikologi, geografi dan lain-lain.
3.      Humanities (ilmu-ilmu budaya) meliputi : Bahasa, agama, kesastraan, kesenia, dan lain-lainnya.
Di lihat dari pembagian 3 kelompok di atas berarti Ilmu Sosial Dasar(ISD) dan Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) adalah satuan pengetahuan yang di kembangkan sebagai usaha pendidikan karena ISD adalah ilmu yang membahasa tentang masalah-masalah sosial, khususnya yang di wujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian ( fakta, konsep, teori ) tapi ISD tidak seperti IPS. Karena ISD bukanlah merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang di persatukan, karena masing-masing sudah memiliki obyek dan metode ilmiahnya sendiri dan juga ISD tidak mengembangkan suatu penelitian sebagai mana suatu disiplin ilmu.
Namun dari ISD dan IPS mereka mempunyai tujuan yang sama, di antaranya :
1.      Memahami adanya kenyataan-kenyataan dan masalah-masalah sosial.
2.      Peka terhadap masalah dan mampu mengatasinya
3.      Menyadari bahwa setiap permasalahan yang timbul di masyarakat bersifat kompleks
4.      Memahami jalan fikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain.
Sedangkan ISD dan IPS mempunyai persamaan dan perbedaan, yakni :
·         Persamaan
1.      Merupakan bahan studi di dalam pendidikan
2.      Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri
3.      Mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.
·         Perbedaan
1.      ISD di berikan di Perguruan Tinggi sedangkan IPS di sekolah dasar dan sekolah lanjutan.
2.      ISD merupakan satu mata kuliah tunggal sedangkan IPS merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran
3.      ISD untuk membentuk siikap dan kepribadian, sedangkan IPS di bentuk untuk pengetahuan dan keterampilan intelektual.