Taylor Swift

Rabu, 09 Januari 2013

10. Perbedaan Islam dengan Agama Lain(tulisan)

10. Perbedaan Islam dengan Agama Lain

1.    Islam mempercayai Tuhan sebagai Maha Pencipta alam semeta ini dan menampilkan keesaanNya dengan kata-kata yang amat bersahaja, komprehensif dan menarik. Minat seorang pedusunan ataupun seorang terpelajar. Islam menyebut Tuhan sebagai Wujud Yang Paripurna, sumber segala keindahan dan bebas dari segal cacat. Dia Wujud Yang Maha Hidup yang menjelmakan diriNya dimana-mana dan yang mencintai makhlukNya serta mendengar permohonan-permohonan mereka. Tidak ada dari antara sifat-sifatnya yang telah ditangguhkan. Oleh karena itu Dia berkomunikasi dengan makhluk manusia seperti halnya Dia berkomunikasi sebelum ini dan tidak menutup jalan untuk mencapai Dia secara langsung.
2.    Islam percaya bahwa tidak ada kontradiksi antara perkataan Tuhan dengan perbuatanNya. Dengan demikian Tuhan membebaskan kita dari permusuhan tradisional antara sains dan agama, dan tidak menghendaki kita mempercayai sesuatu yang berada di luar kawasan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan olah-Nya. Tuhan mendorong kita untuk merenungkan perihal alam dan mengambil faedah daripadanya, sebab segala sesuatu telah diciptakan demi kepentingan umat manusia.
3.    Islam tidak mengemukakan pengakuan yang kosong melompong ataupun memaksa kita mempercayai sesuatu yang kita tidak mengerti. Islam mendukung ajaran-ajarannya dengan alasan dan keterangan yang memberi kepuasan kepada pikiran kita dan kepada dasar jiwa kita yang sedalam-dalamnya. Islam tidak berlandaskan pada mitos-mitos atau hikayat-hikayat. Islam mengundang setiap orang untuk bereksperimen bagi dirinya sendiri dan berpendirian bahwa kebenaran selamanya dapat dibuktikan dalam satu atau lain bentuk.
4.    Kitab wahyu Islam (Alquran) itu unik dan membedakan wajah agama ini dari agama-agama lainnya. Kendati musuh-musuh Islam berupaya secara terpadu selama berabad-abad, mereka tidak mampu menyamai bagian kecil sekalipun daripada kitab yag ajaib ini. Kelebihannya tidak hanya terletak hanya di dalam keunikan dan keindahan susasteranya, melainkan juga di dalam kebersahajaannya dan keluasan wawasan serta kepepakan ajarannya. Alquran memproklamasikan bahwa ajarannya adalah yang terbaik-suatu pengkuan yang tidak dibuat oleh kitab-kitab wahyu lainnya.
5.    Sebuah ciri pembeda lainnya dari Islam adalah nabinya telah melampaui segala tahapan pangalaman hidup manusia semenjak selaku seorang anak yang keadaannya terlantar lagi yatim piatu hingga akhirnya menjadi seorang penguasa kaumnya. Peri kehidupannya di dokumentasikan sampai sekecil-kecilnya, merefleksikan keimanan yang tiada taranya kepada Tuhan dan menggambarkan pengorbanan yang tiada hentinya pada jalanNya. Beliau menjalani hidup yang sarat dengan peristiwa dan tindakan serta meninggalkan teladan amal perbuatan yang sempurna di dalam setiap medan sepak terjang manusia. Hal demikian sangat cocok dan tepat untuk dikatakan, sebab beliau adalah tafsiran hidup Alquran dan dengan teladan pribadinya menerangi jalan tempuhan manusia untuk segala zaman mendatang-suatu peran yang tidak dipenuhi secara memadai oleh nabi lain manapun.
6.    Sebuah ciri pembeda lainnya dari Islam adalah nubuatan-nubuatannya telah menjadi kenyataan dari abad ke abad, itu telah memperkuat iman para pengikutnya kepada Tuhan Yang Maha menngetahui lagi Maha Hidup. Proses ini terus berlanjut sampai masa kini, sebagaimana dibuktikan dengan penemuan-penemuan baru-baru ini, mumi Firaun yang telah mengusir Nabi Musa dan kaumnya dari negeri Mesir. Contoh segar lainnya adalah adalah mengenai perkembangan sarana baru untuk menciptkan kehancuran, dimana api terkunci didalam partikel-paartikel kecil yang akan mengembang yang bisa menyebabkan gunung-gunung hancur lebur.
7.    Sebuah ciri khas Islam lainnya ialah bilamana Islam membahas akhirat dan kehidupan sesudah mati Islam pun meramalkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang di dunia ini, penyempurnaan ramalan ini memperteguh keimanan pengikut-pengikutnya terhadap kehidupan sesudah mati.
8.    Islam berbeda dari agama-agama lainnya dalam menyediakan hukum muamalah yang komprehensif mengenai perilaku manusia secara individual, kolektif dan internasional. Perintah-perintah ini meliputi segala situasi dan mencakup hubungan antara kawan-kawan dan mitra-mitra serta bahkan antara lawan-lawan. Peraturan-pertauran dan prinsip-prinsip yang dinyatakan secara tegas itu benar-benara bersifat universal dan teruji ketegarannya sepanjang waktu.
9.    Islam memproklamirkan persamaan yang lengkap diantara umat manusia tanpa mengindahkan perbedaan kasta, kepercayaan, dan warna kulit. Satu-satunya tolak ukur kehormatan yang diakuinya ialah ketakwaan, bukan keturunan, kekayaan, ras dan warna kulit. Alquran mengatakan:
“Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah ialah yang paling bertakwa diantara kalian” (49:140)
dan lagi:
“Barangsiapa beramal saleh, baik laki-laki ataupun perempuan, sedang ia orang yang beriman-mereka akan memasuki surga, mereka akan diberi rezeki di dalamnya tanpa perhitungan”. (40:41)
10.    Islam mengemukakan definisi tentang baik dan jahat yang membedakan nya dari agama-agama lainnya. Islam tidak mempercayai nafsu alami manusia sebagai jahat. Islam hanya menyebut pemuasan hawa nafsu yang tak terkendali dan tidak pada tempatnyalah sebagai jahat. Islam mengajarkan bahwa kecenderungan-kecenderungan alami kita harus diatur dan disalurkan agar membuatnya konstruktif lagi bermanfaat bagi masyarakat.
11.    Islam tidak hanya membuat kaum wanita ahli waris, namun juga telah memebrikan kepada mereka hak yang sama dengan kaum pria dan bukan dengan cara yang tidak menghargai ciri-ciri khas anatomi mereka serta tugas-kewajiban khas mereka dalam nengandung dan mengurus anak.

10. AGAMA DAN MASYARAKAT

10. AGAMA DAN MASYARAKAT

Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasauf. Peraturan agama dalam masyarakat penuh dengan hidup, menekankan pada hal-hal yang normatif atau menunjuk kepada hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan. Karena latar belakang sosial yang berbeda dari masyarakat agama, maka masyarakat akan memiliki sikap dan nilai yang berbeda pula. Kebutuhan dan pandangan kelompok terhadap prinsip keagamaan berbeda-beda, kadang kala kepentingannya dapat tercermin atau tidak sama sekali. Karena itu kebhinekaan kelompok dalam masyarakat akan mencerminkan perbedaan jenis kebutuhaan keagamaan.
FUNGSI AGAMA
Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sakral.
Fungsi agama dibidang sosial adalah fungsi penentu, dimana agama menciptakan suatu ikatan bersama. Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu, pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk (mengarahkan) aktifitasnya dalam masyarakat dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Untuk mendiskusikan fungsi agama dalam masyarakat ada tiga ospek penting yang selalu dipelajari, yaitu kebudayaan, sistem sosial dan kepribadian. Ketiga aspek tersebut merupakan kompleks fenomena sosial terpadu yang pengaruhnya dapat diamati dalam perilaku manusia, sehingga timbul pertanyaan sejauh mana fungsi lembaga dalam memelihara sistem, apakah lembaga agama terhadap kebudayaan sebagai suatu sistem dan sejauh manakah agama dalam mempertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya.
PERKEMBANGAN AGAMA
Agama di Indonesia diawali dari agama Hindu pada kerajaan Kutai Kartanegara. Pada masa tersebut terdapat berbagai prasasti yang mencerminkan pesatnya perkembangan agama Hindu tersebut.
Lalu Agama Budha masuk pada masa kerajaan Padjadjaran di Jawa. Masih terdapat bukti adanya prasasti ditambah dibangunnya Candi Borobudur pada kerajaan Mataram di Jawa Tengah.
Awal masuknya Agama Islam ditandai dengan adanya Wali Songo di Jawa. Kemudian terdapat kerajaan Islam seperti Kerajaan Demak.
Kemudian Agama Kristen Protestan dan Katholik terjadi pada masa penjajahan. Mulai dari Portugis, Inggris danBelanda. Agama bersifat universal, permanen dan mengatur dalam kehidupan sehingga bila tidak memahami agama akan sukar memahami masyarakat. Kaitan agama dengan masyarakat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954)
a. Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-Nilai Sakral
b. Masyarakat-Masyarakat Praindustri yang Sedang Berkembang
Tampilnya organisasi agama adalah akibat adanya “perubahan batin” atau kedalam beragama, mengimbangi perkembangan masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan dan sebagainya. Agama menuju ke pengkhususan fungsional.

PERBEDAAN AGAMA-AGAMA
1.    Faktor Kemunculan Agama. Perbedaan agama karena faktor kemunculan, misalnya jika memahami Agama muncul sebagai tanggapan manusia terhadap penyataan TUHAN, berbeda dengan pemahaman yang lain [misalnya, agama diturunkan Allah kepada manusia].
2.    Faktor Penyebutan Nama Sang Ilahi. Pada agama selalu ada pribadi yang supra natural yang menjadi pusat serta tujuan penyembahan umat serta sumber segala sesuatu.
3.    Faktor Perbedaan Memaknai Kata Agama. Pemahaman tentang kata agama tidak lagi terbatas pada maknanya [yaitu tidak kacau], tetapi telah diisi dengan berbagai muatan yang memperkaya pengertiannya.
4.    Faktor Pengaruh Luar ke dalam Ajaran Agama. Harus diakui bahwa ajaran-ajaran agama telah berkembang menjadi sesuatu yang bernilai sakral.
5.    Faktor Ikon atau Lambang Keagamaan.
6.    Faktor sosiologi Agama
PERSAMAAN AGAMA-AGAMA
1.    Persamaan tujan dalam meyakini adanya Tuhan.
2.    Persamaan memaknai makna agama.
3.    Persamaan pengakuan bahwa TUHAN Allah adalah pencipta. Agama-agama, mengakui bahwa ada kekuatan supra natural, dan tidak terjangkau oleh akal budi.
4.    Persamaan Sasaran Pelayanan. Semua agama mempunyai yang  sering disebut umat beragama.
5.    Agama-agama harus menghormati dan menghargai semua umat manusia sebagai ciptaan TUHAN
6.    Persamaan Ajaran Moral. Agama mengharapkan umatnya mempunyai moral yang baik dan benar di tengah masyarakat.

Selasa, 08 Januari 2013

9. Ilmu pengetahuan di negara kita(tulisan)

9. Ilmu pengetahuan di negara kita
Ilmu pengetahuan yang menyangkut paut dengan teknologi sangatlah banyak, contohnya sekarang saja anak sekolah lebih kebanyakan mengambil sekolah kejuruan. Bukan karena mereka tidak di terima di SMAN atau karena di sekolah kejuruan membuat mereka gampang mendapatkan pekerjaan. Namun bagi anak-anak yang senang bermain dengan mesin pasti akan memilih itu karena membuat mereka mengembangkan hobinya supaya menjadikan mereka ahli.
Terdapat tiga karakter sekolah yang terkait dengan pendidikan agama di sekolah :
Pertama sekolah negeri, kedua sekolah swasta umum non yayasan agama dan sekolah swasta yayasan agama dan sekolah calon ahli atau pimpinan agama seperti madrasah dan seminari. Varian karakter ini awalnya terbentuk karena perbedaan sumber pembiayaan, pengawasan dan otonomi sekolah,  serta misi dan  intervensi pada kurikulum. Dalam perkembangannya dinamika sekolah juga turut mempengaruhi karakter sekolah. Tiga karakter ini pada akhirnya juga terkait dengan persoalan multikulturalisme dalam masyarakat.
Pada sekolah negeri dan sekolah swasta umum non yayasan keagamaan, pada jam pelajaran agama siswa dipisah menurut agama yang berbeda-beda. Selama puluhan tahun praktek pendidikan agama di sekolah seperti ini belum ada yang memberikan perhatian secara serius bahwa pemisahan siswa pada jam pelajaran agama adalah sebuah pembiasaan dan penanaman kesadaran bahwa agama adalah sesuatu yang memisahkan (kebersamaan) manusia.
Di kalangan peserta didik di sekolah Negeri pelajaran agama berlangsung lebih teratur dan siswa beragam agama hampir selalu mendapatkan guru pelajaran agama sesuai dengan keyakinan para siswa karena secara umum pemerintah mengusahakan guru agama bagi semua peserta didik. Sebagai milik pemerintah, semua aktifitas pembelajaran di sekolah negeri mengikuti secara penuh apa yang menjadi kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.
Pada sekolah-sekolah yang menyiapkan peserta didiknya menjadi ahli agama atau pemimpin agama seperti di madrasah atau seminari, seluruh kegiatan pembelajaran umumnya benar-benar diarahkan untuk mendukung tujuan pendidikan yang ada. Sayangnya keseriusan pada satu bidang ini menyebabkan kecenderungan kurang terbuka bagi pergaulan yang lebih luas, yang dengan demikian membatasi pengalam dengan keragaman juga. Minimnya pengalaman akan keragaman perlu dikaji apakah ada kaitannya dengan sensitivitas pada yang berbeda. Sensitivitas pada yang berbeda hanya akan berkembang ketika ada pengalaman dengan yang berbeda dan menggerti adanya perspektif yang berbeda juga.
Di sekolah umum yayasan keagamaan di mana biaya operasional secara umum ditanggung oleh yayasan dan wali murid, terdapat kebijakan sekolah yang menunjukkan keunikan yayasan. Keunikan ini tampak dalam penerimaan guru, hingga tambahan pelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler yang mewadahi pemenuhan misi yayasan keagamaan melalui pendidikan. Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah lebih banyak pada soal jaminan kualitas pendidikan, tetapi umumnya tidak menyentuh pada soal keunikan sekolah yayasan keagamaan. Banyak sekolah di bawah yayasan keagamaan yang merasa otonominya diganggu terutama berkaitan dengan pasal 13 yang mewajibkan semua sekolah memberikan pelajaran agama yang sesuai dengan agama yang dianut oleh siswa. Karena alasan teknis pembiayaan guru dan alasan lain adalah menolak pelanggaran otonomi yayasan yang merasa tidak memaksa siswa untuk masuk ke sekolah yang mempunyai keunikan tertentu.
Sekolah umum di bawah yayasan non keagamaan dan keagamaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk membuat eksperimentasi pendidikan agama yang salah satunya bisa menjadi tanggapan atas masyarakat yang multikultural. Sebagai contoh adalah SMA BOPKRI 1 Jogjakarta yang tidak menggunakan cara pemisahan siswa pada jam pelajaran agama, karena di sekolah yang bernaung di bawah yayasan Kristen ini tidak memberikan pelajaran agama Kristen Protestan, tetapi yang diberlakukan adalah pelajaran Komunikasi Iman. Pada pelajaran ini siswa dari berbagai agama belajar bersama tentang tema-tema yang ditentukan bersama oleh para siswa. Metode active learning dan refleksi menjadikan siswa penganut suatu agama akan menjadi penanggung jawab tema yang sesuai dengan agamanya, yang terdorong mendalami agamanya teteapi pada saat yang sama bisa memahami agama lain.
Konsesuensi dari pendidikan komunikasi iman ini perlunya paradigma yang sangat berbeda. Hal yang saat ditemui dalam pembelajaran agama Islam yang diampu oleh Ibu Anis Farikhatin di SMA PIRI 1 Jogjakarta yang menggunakan metode active learning dan refleksi dalam mengangkat tema pengalaman hidup yang terkait dengan mata pelajaran yang diadaptasi dari kurikulum yang ada. Demi memenuhi kebutuhan belajar pada pengalaman dalam pelajaran agamanya, Bu Anis tidak segan mengundang guru agama Hindu, Budha atau Kristen ke kelasnya dan menjadikan kehadiran yang berbeda sebagai cara menghadirkan kenyataan hidup yang penuh keragaman.
     
   
Namun ketika pelajaran agama tidak lagi menentukan kelulusan dan tidak menjadi mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional pun tidak ada tanggapan yang kontra.
Saat ini ketika generasi yang mengalami pendidikan agama yang memisahkan siswa karena berbeda agama telah menjadi dewasa, sekat antaranggita masyarakat pun makin terasa. Para orang tua yang tidak puas dengan pendidikan agama di sekolah yang dua jam mengirim anak-anaknya ke sekolah terpadu yang jam pelajaran agamanya jauh lebih banyak. Anak-anak makin berkurang pengalaman bermainnya dan berkurang juga kesempatan bertemu dan mengalami kebersamaan dengan orang-orang yang berbeda.
Sementara di sisi lain Pak Sartana guru agama yang membawakan pelajaran komunikasi iman mendapat sambutan dari para orang tua siswa karena telah menemani anak-anak mereka lebih masuk pada lika-liku kehidupan yang mendewasan bagi anak-anaknya. Meski model pembelajaran pada komunikasi Iman membingungkan bagi pengawas pendidikan, pemerintah tidak bisa menghentikan ekperimentasi yang dilakukan oleh Pak Sartana, terutama karena dukungan masyarakat.

8. PERTENTANGAN SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR KITA(tulisan)

8. PERTENTANGAN SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR KITA
Jika membicarakan tentang pertentangan sosial di lingkungan sekitar kita, permasalahan mungkin tidak jauh-jauh dari perbedaan status sosial, agama atau pendidikan. Coba kita ungkap semuanya. Namun sebelum itu mengapa harus ada pertentangan sosial ?
Yaa, pertanyaan yang  simpel namun sulit untuk di jelaskan.
Mungkin jawaban yang bisa saya utarakan adalah pertentangan sosial  yaitu sebuah pertentangan yang ada di dalam suatu masyarakat, yang sering di permasalahkan dan di tentang oleh anutan masyarakat itu masing-masing. Namun di balik pertentangan itu sendiri, menandakan bahwa bila adanya pertentangan berarti ada pula ciri khas yang di miliki, karena perbedaan itu lah yang membuat pertentangan itu ada dan menjadi unik.
Sekarang kita mulai ungkap, apa saja yang membuat pertentangan itu ada, dimulai dari :
1.    Status sosial di masyarakat
Status sosial sering di sebut-sebut sebagai suatu kasus yang sangat di permasalahkan. Bagaimana tidak banyak di antara kita memandang status sosial itu penting sehingga ia menjadi orang yang merasa jika status sosialnya adalah orang berada atau sering di sebut istilah kaya menjadi sombong. Sedangkan orang yang tidak mampu atau istilah lainnya miskin menjadi minder atau merasa dirinya adalah orang yang tak layak untuk menikmati fasilitas yang ada.
Status sosial seperti inilah yang sangat di pertentangkan di lingkungan dan negara kita, walaupun memang masih ada orang yang tidak sombong atau tidak bangga dengan apa yang dia punya sekarang tetap saja kebanyakan dari mereka lebih suka menyombongkan diri dengan apa yang mereka punya sekarang.
Tapi walaupun begitu, meski banyak orang yang mencoba menghilangkan pemikiran buruk ke masyarakat bahwa tidak semua orang sombong karena mempunyai status sosial. Tapi tetap saja pemikiran masyarakat yang merasa dirinya tidak mampu lain. Mereka sudah merasa terhina oleh ejekan dari orang-orang sombong karena status sosial mereka yang berbeda. Bukan hanya cemoohan, sikap mereka pun membuat lebih sakit hati orang yang tidak mampu.
Sedangkan bagi mereka yang status sosialnya rendah, walaupun sebagian ada yang minder tapi ada juga yang tidak memperdulikan status sosial mereka. Namun masih saja ada yang dia tidak mau mengakui status sosial dan berpura-pura menjadi orang mampu. Mungkin mereka melakukan itu karena malu. tapi di antara mereka yang melakukan itu kebanyakan yang awalnya adalah orang mampu namun ada suatu permasalahan yang membuat dia menjadi orang yang tak mampu sehingga dia belum bisa menerima kenyataan tersebut. Ada juga yang sampai depresi.

2.    Agama
Agama di lingkungan kita bermacam-macam, ada : Islam, Katholik, Kristen, Budha, dan Hindu. Walaupun di negara kita Indonesia kebanyakan berdomisili Islam. Tapi tetap saja pertentangan itu selalu ada.Pertentangan yang sering terjadi, contohnya juga kemaren-kemaren yang sedang buming :
Saat pencalonan Gubernur Jakarta Jokowi dan Basuki (ahok), saat itu yang di pertentangkan adalah Agama. Dimana Jokowi adalah Islam sedangkan Basuki yang sering terkenal dengan sebutan Ahok adalah Kristen. Menurut masyarakat atau pendukung dari calon Gubernur lainnya di negara kita  belum pernah ada pemimpin dan wakilnya yang berbeda agama. Mungkin isyu seperti itu supaya membuat masyarakat tidak memilih mereka. Namun pada akhirnya, Jokowi-Basuki lah yang memenangkan pemilihan Gubernur tersebut, dan hasilnya apa ? sampai sekarang tidak ada masalah yang di permasalahkan lagi oleh masyarakat karena status agama Basuki. Tapi tetap saja Status Agama masih sering di permasalahkan sehingga menjadi pertentangan yang di sebut sebagai pertentangan sosial.
3.    Pendidikan

Pendidikan di negara kita sangatlah bermacam macam, di mulai tingkat pendidikan dari SD, SMP, SMA sampai Sarjana. Dan persaingannya pun semakin ketat, contohnya selintingan kabar yang di dengar bisa jadi tahun 2013 setiap siswa SMA yang ingin melanjutkan ke bangku Kuliah jika ke PTN atau Perguruan Tingkat Negeri harus di lihat dari nilai raport murni, tidak ada lagi jalur SMPTN semuanya memakai jalur beasiswa atau undangan.
Mengapa bisa seperti itu karena, sekarang banyak orang dalam yang memberikan bocoran terhadap soal-soal yang akan di kerjakan calon mahasiswanya. Maka dari itu kemungkinan besar bangku perkuliahan juga akan seperti SMAN, maksudnya masyarakat lebih berminat terhadap Swasta di bandingkan Negeri walaupun biaya yang di keluarkan sangatlah mahal.
Bukan soal itu saja, pendidikan sekarang sering di pakai untuk menyombongkan diri. Sehingga seseorang yang hanya duduk sampai bangku SD atau SMP yang hal nya memang dapet dana BOS (Bantuan Orientasi Siswa) yaitu wajib sekolah sampai 9 tahun, merasa minder. Namun bila di lihat dari sisi lain, banyak anak cerdas diantaranya namun karena biaya mereka harus memberhentikan mimpi mereka menggapai cita-cita yang sangatlah setinggi langit.
Sedangkan untuk anak-anak yang keluarganya mampu sering berpikiran bahwa pendidikan itu tidak penting selagi orang tua masih punya uang untuk membantu dia naik kelas, misalnya. Walaupun sebagian anak saja yang berfikiran seperti itu.

Rabu, 02 Januari 2013

7. kehidupan di pedesaan dan perkotaan(tulisan)

7. kehidupan di pedesaan dan perkotaan

Gotong royong biasanya sering di lakukan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan. Sedangkan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan lebih seringnya mereka memilih menggunakan uang untuk tukang kebun atau siapapun yang membersihkan daerah sekitar rumah mereka. Entah kenapa mereke itu tidak mau mengerjakan sesuatu hal yang bila di kerjakan bersama buukan hanya tempat kita bersih, uang kita tidak keluar, tapi yang lebih penting yaitu kebersamaannya.
Beda dengan pedesaan, masyarakat desa lebih sering menyisakan waktunya untuk sesekali dalam seminggu melakukan gotong royong. Selain gotong royong masyrakatnya pun akan saling membantu bila ada tetangganya atau saudaranya kesusahan. Walaupun tak semua masyarakat yang akan melakukan hal itu, tapi bisa 80% masyarakat yang tinggal di pedesaan akan mengerti dan memahaminya.
Perbedaan selain jarang bekerja sama antara masyarak pedesaan dan perkotaan. Di lihat dari keindahan dan perilaku masyarakatnya pun sedikit berbeda.
Di pedesaan tentulah banyak keindahan yang dapat di pandang mata sehingga bisa menyegarkan pelupuk yang lelah karena kecapean dalam memikirkan pekerjaan, tugas sekolah yang selalu berputar-putar di kepala karena tidak selesai-selesai.
Dan akhirnya mereka bisa menikmati keindahan pemandangan seperti danau, gunung, hutan, sawah atau hal lainnya yang menyangkut paut dengan alam yang telah di ciptakan Allah SWT.
Yaa, memang di perkotaan tempat rekreasi itu akhir-akhir ini sangatlah banyak entah itu hiburan online atau yang lain. Tapi sebenarnya hiburan itu bisa membuat anak menjadi anak malas. Bukan menyalahkan ke tempat itu, tapi hiburan atau permainan di pedesaan lebih membuat anak mau berfikir dan mau mencari tau cara permainannya. Seperti : petak umpet, congklak, kelereng, lompat tali, atau yang lainnya.
Mungkin selain hiburan atau permainan di pedesaan yang saat ini sudah sedikit menurun peminatnya oleh anak-anak kecil yang tinggal di pedesaan karena mereka pada akhirnya mengikuti zaman dan ingin merasakan fasilitas permainan yang lebih canggih.
biasanya anak-anak kecil jaman dulu hobi dalam membuat karya tangan seperti membuat mobil-mobilan dari kayu atau kulit jeruk. Lalu setelah mereka buat mereka pun memainkannya bersama-sama.
Tapi semua itu hilang, permainan yang lebih canggih seperti remote control membuat mereka beralih, sehingga terlihat ketidak bersamaannya. Anak-anak yang sudah mempunyai permainan itu kebanyakan akan sombong sehinggak anak-anak yang belum punya itu merasa minder sehingga dia pun memaksa orang tuanya membelikannya.
Mungkiin, jika orang tuanya itu berada, mereka akan langsung membelikan. Sedangkan jika orang tuanya yang tidak mampu untuk membelikan, bisa saja memicu anak tersebut melakukan hal yang sangat tidak terpuji. Seperti : mengambil permainan remote control itu tanpa sepengijinan yang punya atau mencuri barang orang lain. Sehingga mereka melakukan hal tercela.
Selain permainan, sisi negativ dan perbedaan antara perkotaan  dan pedesaan juga bisa dengan kehidupan bermasyarakatnya.
Di pedesaan masyarakatnya masih saling tolong membantu, bekerja sama, dan hidup rukun. Sedangkan di perkotaan, walaupun mereka tinggal di lingkungan yang sama tetap saja mereka jarang melakukan hal yang sama. Entah kenapa bisa seperti itu, masyarakat di daerah perkotaan terlalu individual dan tidak senang bersosialisasi. Mungkin dari sebagian masih ada yang suka dan senang bersama-sama mengerjakan suatu hal.
Di lihat dari sisi lain mungkin tinggal di perkotaan adalah pilihan yang buruk, bagi beberapa kalangan. Karena pergaulan di kota lebih sangat cepat dan sangat bebas. Tapi sebenarnya mau tinggal di perkotaan atau pedesaan tetap saja masyarakatnya bisa terjerumus dalam hal-hal negativ. Cara menghindarinya tidak lain gimana prinsif kita sendiri, apakah kita bisa cepat terjerumus atau bisa menahan hal-hal yang membuat kita terjerumus.
Karena sekarang-sekarang di daerah pedesaan juga sudah banyak tempat-tempat yang menjurumuskan hal-hal nagativ. Bukannya hanya tempatnya saja, pergaulan pun sama. Dari ajaran barat ke kota lalu ke daerah pedesaan.
Lihat saja, sekarang anak yang masih SD (Sekolah Dasar) sudah banyak yang berpacaran dan sampai ada yang melakukan hubungan yang tak sewajarnya mereka lakukan. Padahal di ajaran semua Agama terutama Islam, pacaran itu di haramkan karena akan menjerumuskan ke arah negativ.
Maka dari itu bagi orang tua yang masih mempunyai anak-anak yang masih di bawah umur, jangan suka lengah dalam menjaga pergaulan anaknya. Karena entah di perkotaan atau pedesaan itu sama aja. Keamanan saat ini di tanggung oleh kita sendiri, bukan oleh orang lain atau siapapun yang ada di dekat kita.
Contoh Gambar : Kegiatan di perkotaan dan pedesaan


http://google/kegiatan-desa-kota.com