KESADARAN LINGKUNGAN
Teori
Kesadaran Lingkungan
1. Neolaka (1991), menyatakan bahwa
kesadaran lingkungan adalah keadaan tergugahnya jiwa terhadap sesuatu, dalam
hal ini lingkungan hidup, dan dapat terlihat pada prilaku dan tindakan
masing-masing individu.
2. Hussel yang dikutip Brawer (1986),
menyatakan bahwa kesadaran adalah pikiran sadar (pengetahuan) yang mengatur
akal, hidup wujud yang sadar, bagian dari sikap/prilaku, yang dilukiskan
sebagai gejala dalam alam dan harus dijelaskan berdasarkan prinsip sebab
musebab. Tindakan sebab, pikiran inilah menggugah jiwa untuk membuat pilihan,
misalnya memilih baik-buruk, indah-jelek.
3. Buletin Para Navigator (1988),
menyatakan bahwa kesadaran adalah modal utama bagi setiap orang yang ingin
maju. Secara garis besar sadar itu dapat diukur dari beberapa aspek antara lain
:
·
kemampuan
membuka mata dan menafsirkan apa yang dilihat
·
kemampuan
aktivitas
·
kemampuan
berbicara.
Jika
seseorang mampu melakukan ketiga aspek diatas secara terintegrasi maka dialah
yang disebut dengan sadar. Dari segi lain kesadaran adalah adanya hak dan
kemapuan kita untuk menolak melakukan keinginan orang lain atau sesuatu yang
diketahui buruk/tidak bermanfaat bagi dirinya.
4. Kesadaran lingkungan menurut M.T Zen
(1985) adalah usaha melibatkan setiap warga Negara dalam menumbuhkan dan
membina kesadaran untuk melestarikan lingkungan berdasarkan tata nilai, yaitu
tata nilai dari pada lingkungan itu sendiri dengan filsafat hidup secara damai
dengan alam lingkungannya (Neolaka; 2008)
5. Menurut Emil Salim (1982), kesadaran
lingkungan adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu
tentang sampah, pencemaran, penghijauan, dan perlindungan satwa langka, tetapi
lebih dari pada itu semua, membangkitkan kesadaran lingkungan manusia Indonesia
khususnya pemuda masa kini agar mencintaim tanah air.
6. Daniel Chiras (Neolaka;2008)
menyatakan bahwa dasar penyebab kesadaran lingkungan adalah etika lingkungan.
Etika lingkungan yang sampai saat ini berlaku adalah etika lingkungan yang
didasarkan pada sistem nilai yang mendudukkan manusia bukan bagian dari alam,
tetapi manusia sebagai penakluk dan pengatur alam. Didalam pendidikan
lingkungan hidup, konsep mental tentang manusia sebagai penakluk alam perlu
diubah menjadi manusia sebagai bagian dari alam.
Hal-hal yang seharusnya mendapat perhatian
serius mengenai kesadaran lingkungan :
·
Rendahnya kesadaran masyarakat akan lingkungan.
Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita jumpai anggota masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan
seki‑tarnya, misalnya dengan membuang sampah seenaknya di jalanan, atau
meletakkan sampah di pinggir jalan seolah bukan miliknya lagi.
Banyak yang tidak menyadari
bahwa pola kehidupan modern saat ini sangat mempengaruhi lingkungan dan kondisi
bumi secara keseluruhan. Kemakmuran yang semakin tinggi telah memberikan
fasilitas hidup semakin mudah melalui perkembangan teknologi. Akibatnya penggunaan
listrik terutama untuk keperluan rumah tangga menjadi sangat besar dan terus
menerus seperti lemari es, mesin cuci, komputer, AC, audio dan sebagainya.
Sedangkan kebiasaan shopping atau
memborong belanjaan menyebabkan bertumpuknya sampah kantong plastik, piring,
cangkir atau botol plastik, dan sebagainya.
·
Tidak tegasnya
pemerintah melaksanakan peraturan dan atau belum lengkapnya perangkat
perundangan.
Sering peraturan perundangan di‑buat
terlambat dan baru muncul setel‑ah terjadi sesuatu yang merugikan masyarakat.
Di samping itu peraturan yang sudah ada pelaksanaannya tidak tegas yang
menyebabkan peraturan‑ya menjadi mandul. Sebagai contoh banyak peraturan &
perundangan yang menyangkut Kehutanan baik menyangkut pelestarian, pemanfaatan
dan sebagainya, namun dalam pelaksanaannya masih tetap saja ribet dan pabaliut. Akhirnya
tetap saja penggundulan hutan berjalan terus, banjirpun dimana-mana.
·
Perhatian dan usaha penanggulangan lingkungan.
Untuk menanggulangi masalah
lingkungan diperlukan perhatian selur‑uh masyarakat, pemerintah, maupun
swasta. Hal ini terkait dengan lingkungan itu sendiri yang melibatkan seluruh
aspek kehidupan manusia tanpa mengenal batas, sehingga perlu dipelihara dan ditata.
Betapapun melimpahnya sumber alam, tidaklah hanya milik kita sendiri, tetapi
juga milik generasi mendatang. Sebagai bangsa yang memiliki rasa keagamaan
yang kuat, kita harus dapat mensyukuri dan melindungi ciptaan Tuhan yang
diberikan kepada kita, baik sebagai tanda ucapan terima kasih kepadaNya maupun
untuk kita wariskan pada anak-cucu kita. Kita harus mengacu pada Pembukaan
UUD’45, yang mengamanatkan antara lain agar kita ikut melaksanakan ketertiban
dunia, yang maknanya manusia tidak hanya bebas dari peperangan dan penindasan, tetapi
terciptanya dunia yang damai dan serasi yang menjamin umat manusia hidup
sejahtera lahir dan batin termasuk bebas dari pencemaran dan kerusakan
lingkungan.Kita juga perlu menjaga kelestarian sumber alam lainnya seperti pelestarian
hutan mangrove di sepanjang pantai yang berfungsi ganda yaitu untuk
mencegah erosi dan banjir serta menjaga habitat aneka hewan langka seperti
monyet, reptil, dan persemaian berbagai jenis ikan dan udang. Secara
bersama masyarakat dunia juga perlu waspada dengan menipisnya lapisan ozon yang
berfungsi melindungi bumi dan seisinya dari pengaruh ultra violet sinar mata‑hari
yang bisa menimbulkan berbagai macam penyakit dan mengancam terjadinya
pemanasan global.
Terbentuknya commoninterest seluruh
lapisan masyarakat dan mengakui suatu ide dasar bahwa sistem alam atau sistem
ekologis dan sistem ekonomi buatan manusia tak dapat dipandang secara
terpisah-pisah, tetapi harus dita‑ngani secara terpadu. Konsep penanganan
lingkungan harus termasuk dalam konteks pembangunan atau yang disebut
pembangunan berwawasan lingkungan.
·
Peningkatan
Kesadaran Lingkungan
Walaupun diharapkan agar setiap orang peduli akan lingkungan, namun
kenyataannya masih banyak angota masyarakat yang belum sadar akan makna
lingkungan itu sendiri. Oleh karena itu kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya peranan lingkungan hidup perlu terus ditingkatkan melalui
penyuluhan, penerangan, pendidikan, penegakan hukum disertai pemberian
rangsangan atau motivasi atas peran aktif masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup.
Peningkatan kesadaran
lingkungan dapat dilakukan melalui berbagai cara anta‑ra lain:Pendidikan dalam
arti memberi arahan pada sistem nilai dan sikap hidup untuk mampu memelihara
keseim‑bangan antara pemenuhan ke‑pentingan pribadi, kepentingan lingkungan
sosial, dan kepen‑tingan alam. Kedua, memiliki solidaritas sosial dan
solidaritas alam yang besar me‑ngingat tindakan pribadi berpengaruh kepada
lingkungan sosial dan lingkungan alam.
Kegiatan karya wisata di alam bebas merupakan
salah satu program yang mendekatkan generasi muda dengan lingkungan, sekaligus
cinta akan lingkungan yang serasi dan asri. Pendidikan lingkungan secara
informal dalam keluarga dapat dikaitkan dengan pembinaan disiplin anak-anak atas
tanggung jawab dan kewajibannya dalam menata rumah dan pekarangan.
— Partisipasi
Kelompok-kelompok Masyarakat.
Untuk lebih meningkatkan
kesa‑daran lingkungan, mengajak parti‑sipasi kelompok-kelompok masyara‑kat sangatlah
penting termasuk tokoh‑tokoh agama, pemuda, wanita, dan organisasi lain.
Peranan wartawan un‑tuk turut memberi penerangan dan penyuluhan bagi kelompok
masyara‑kat serta media massa sangat besar untuk penyebaran informasi, terutama
untuk memasyarakatkan Undang‑Undang Lingkungan.
Partisipasi wanita sangat
penting karena kelompok majoritas sehari‑hari dalam pemeliharaan lingkungan
terutama dalam lingkungan keluarga adalah wanita atau ibu rumah tangga karena
sebagian waktunya tinggal di rumah. Oleh karena itu peranan organisasi-organisasi
wanita sangatlah besar untuk mendorong kesadaran masyarakat dan keluarga
melalui anggotanya. Peranan pemuda juga sangat penting sebagai generasi penerus
yang akan mewarisi lingkungan hidup yang baik. Diharapkan ma‑syarakat akan
mendorong adanya kader-kader perintis dalam lingkungan hidup yang lahir dari
kalangan generasi muda sehingga pembangunan yang berkelanjutan ini sejalan
pula dengan terpeliharanya kelestarian lingkungan.
— Penegakan Hukum dan Peranan
Pemerintah
Dalam Undang-Undang Lingkungan
Hidup (UULH) telah ditentukan bahwa setiap orang mempunyai, hak atas lingkungan
yang baik dan sehat. Juga setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk
berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup, wajib memelihara dan
mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran yang dapat merusak
lingkungan. Undang-undang sebenarnya juga sudah mengatur adanya sangsi bagi
pencemaran lingkungan hidup namun dalam pelaksanaannya sering kurang tegas
(konsisten). Karenanya, peranan pemerintah sangat penting untuk bertindak tegas
dalan pengawasan pembangunan dan pembangunan harus dilakukan menurut Rencana
Umum Tata Ruang (RUTR). Pemerintah harus menciptakan tempat-tempat yang
menunjang lingkungan hidup, misalnya dengan menyediakan taman-taman, hutan
buatan dan pepohonan untuk penghijauan sekaligus untuk meyerap air. Sedangkan
pihak swasta diminta untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan pemeliharaan
lingkungan, menciptakan kawasan hijau yang baik sekitar pabrik dan perumahan
karyawan.
STRATEGI
MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT
Telah
diakui bahwa teknologi mempunyai manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia.
Namun, kenyataan ini harus di bayar mahal
dengan ancaman kesehatan yang di sebabkan oleh pencemaran. Tragedi
tentang kemajuan ilmu dan teknologi modern yang berasosiasi dengan kerusakan
dan gangguan terhadap lingkungan hidup di negara maju sudah bukanmerupakn
dongeng lagi, melainkan sudah merupakan kenyataan pedih yang terdokumentasikan.
Maka dari itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian
lingkungan maka dibutuhakan beberapa strategi :
1. Pendidikan
Formal
Pendidikan
formal pada tingkatan SD dan SL termasuk rencanauntuk jangka yang lebih panjang
dan memerlukan perencana yang lebih matang. Meskipun masih terbatas, dewasa
ini telah berjalan sebuah proyek percobaan
untuk menilai bahan-bahan ajaran mengenai lingkungan hidup pada kelas 4, 5 dan
6 yang dimasukkan ke dalam berbagai pelajaran agar tidak menambah beban murid
dan guru. Percobaan ini sedang berlangsung pada 5 sekolah dan akan diperluas ke
beberapa sekolah lain.
2. Pendidikan
Non-Formal
Pendidikan
non-formal merupakan suatu media penyebaran pengetahuan yang baik dalam jangka
pendek mengingat tujuan dan sasarannya. Tujuan pendidikan non-formal adalah
memberikan pengetahuan umum mengenai ilmu lingkungan.
3. Melalui
Penyuluhan
·
Buanglah sampah pada tempat yang telah
tersedia.
·
Usahakan saluran air, parit, selalu bersih
dari sampah atau bahan-bahan yang dapat menutup aliran air, sehingga aliran air
dapat lancar.
·
Tanami pekarangan rumah dengan tanaman bunga, sayur, pohon
buah-buahan atau tanaman-tanaman yang ada manfaatnya untuk membantu
membersihkan udara di sekitar rumah. Dengan demikian akan menjaga kesehatan
badan
4.Pendidikan
Lingkungan
Pendidikan
yang dimaksud disini adalah suatu usaha dan kegiatan yang dilakukan secara
sadar untuk mengembangkan kepribadian serta kemampuan baik di luar maupun di
dalam sekolah yang berlangsung selama hidup manusia. Melalui pendidikan
lingkungan di harapkan timbulnya kesadaran masyarakat akan tanggung jawab
manusia terhadap lingkungan akan semakin meningkat.
Pendidikan
lingkungan ini bertujuan untuk menarik perhatian terhadap pemikiran baru
tentang masalah lingkungan hidup yang sedang kita hadapi, dan mencari
alternatif pemecahannya sehingga kita dapat menentukan tujuan dan arah bagi
masa depan sehingga lingkungan hidup itu bermanfaat
5.Aplikasi
Dalam Masyarakat
Karena
penyampaian informasi serta pendidikan lingkungan di sekolah dan
instansi-instansi lainnya belum cukup unutuk meningkatkan kesadaran mayarakat
dalam pemeliharaan lingkungan tanpa di dukung dengan aplikasi atau sering juga
disebut sebagai contoh. Maksud dari aplikasi disini adalah penerapan
informasi-informasi ilmiah dalam perilaku setiap individu
Dengan
demikian secara tidak langsung masyarakat tergerak hatinya dan menyadari betapa
pentingmya menjaga lingkungan serta mencontoh segala tindakan-tindakan yang
benar berkaitan dengan pelestarian lingkungan.
Daftar Pustaka
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=4&jd=Peningkatan+Kesadaran+Lingkungan+Hidup&dn=20090409154317
KEPEMIMPINAN
1.
Teori Dan Arti
Penting Kepemimpinan.
Pemimpin merupakan faktor
penentu dalam menentukan hasil usaha yang dilakukan oleh suatu organisasi.
Sehingga pada prinsifnya, pemimpinlah yang mempunyai kesempatan paling besar
untuk “ merubah jerami menjadi emas “ atau “ merubah tumpukan uang jadi abu “.
Peribahasa tersebut di atas menjelaskan bahwa faktor pemimpin merupakan faktor
utama / penting yang dapat menentukan maju mundur juga bisa hidup matinya suatu
usaha bersama dan kepemimpinan merupakan kunci pembuka suksesnya organisasi /
usaha.
Ada beberapa teori tentang
kepemimpinan, dengan menonjolkan dari latar belakang historis (sejarah)
sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat
utama, tugas dari seorang pemimpin, dsb.
LATAR BELAKANG SEJARAH
Kepemimpinan muncul
bersama-sama dengan adanya peradaban manusia. Yaitu sejak nenek moyang manusia
berkumpul bersama dan terjadi kerjasama antar manusia. Pada saat itu akan
munculah seorang manusia yang paling tua, paling kuat, paling tegas, paling
bijaksana atau paling berani yang menjadi pemimpin.
Sebab-sebab munculnya
seorang pemimpin :
a. Teori
Genetis, yang menyatakan pemimpin itu tidak di buat, tetapi pemimpin itu timbul
atau ada dengan sendirinya.
b. Teori
Sosial, pemimpin itu harus di siapkan (melalui pendidikan), setiap orang bisa
menjadi pemimpin bila mendapatkan pendidikan yang layak.
c. Teori
Ekologis (Sintetis), pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mempunyai bakat
memimpin yang kemudian di kembangkan melalui usaha pendidikan dan pengembangan
pengalaman.
2.
Tipologi Kepemimpinan
Kepribadian sendiri yang unikdan khas
sehingga berbeda dengan yang lain. Ada beberapa tipe yang baikdan ada juga yang
buruk, atau ada juga yang merupakan gabungan dari keduanya, seperti
contoh-contoh dibawah ini :
a.
Tipe
Deserter (pembelot), adalah tipe pemimpin yang bermoral rendah, tidak mempunyai
loyalitas( rasa memiliki/ pengabdiaan) dan tidak merasa terlibat.
b.
Tipe
Birokrat, adalah tipe seorang pemimpin yang patut, taat, cermat, dank eras
dalam menegakkan peraturan.
c.
Tipe
Missionaris, adalah tipe pemimpin yang terbuka, lemah lembut, penolong, dan
ramah.
d.
Tipe
Developer (Pembangunan), adalah tipe pemimpin yang kreatif, dinamis, baik dalam
pelimpahan wewenang, juga percaya pada para bawahannya.
e.
Tipe
Okokrat, adalah tipe pemimpin yang tegas, tetapi cenderung kasar, sedikit
bersifat diktaktoris atau menang sendiri, keras kepala, angkuh, dan bandel.
f.
Tipe
Benevolent Autocrat (Otokrat yang baik ), adalah tipe pemimpin yang baik,
lancar, dan tertib dalam melaksanakan peraturan juga dalam mengorganisir.
g.
Tipe
Compromiser (Pengkompromi), adalah tipe pemimpin yang sifatnya mudah berubah
(tidak tetap) pendirian dan lemah dalam mengambil keputusan.
h.
Tipe
Eksekutif, adalah tipe seorang pemimpin yang adat memberikan motivasi serta menjadi contoh, tekun,
pandangan serta wawasannyacukup luas.
i.
Tipe
Kharismatik, adalah tipe seorang pemimpin yang mempunyai kelebihan daya tarik
dan pembawaan tinggi. Dianggap oleh ara pengikut/bawahannya, bahwa pemimpin
tipe ini memiliki kelebihan, kekuatan yang luar biasa yang dapat membuat orang
banyak kagum.
j.
Tipe
Paternalistik, atau kebapakan atau yang mempunyai sifat kebapakan, suka
melindungi tetapi jarang memberi kesemapatan, banyak mengambil keputusan
sendiri, suka berinisiatif, banyak fantasi, dan tidak mudah percaya orang lain.
k.
Tipe
Militeristis, adalah tipe seseorang pemimpin yang suka memerintah, menghendaki
kepatuhan mutlak/sepenuhnya dari para bawahan/anggotanya, banyak unsur
formalitas kerja serta disiplin yang kaku.
l.
Tipe
Administratif, adalah tipe seorang pemimpin yang baik dalam penyelenggaraan
administrative, seperti ketatausahaan yang rapih, berfikir efektif dan efisien.
Syarat-syart
Kepemimpinan
Hal ini di kaitkan
dengan tiga hal yang penting, yang harus di miliki oleh seorang pemimpin, yaitu
:
1.
Kekuasaan
2.
Kewibawaan
3.
Kemampuan
Selain itu pula perlu
diperhatikan penguasaan konsep-konsep, potensi yang dimiliki serta motivasi
yang dapat ditumbuhkan (kadang-kadang ambisi dipelukan).
Kepemimpinan harus
mempunyai unsur kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Untuk melakukan suatu
pekerjaan dalam mencapai tujuan tertentu.
Ø Teknik Kepemimpinan
Dengan kemampuan dan
keterampilan teknissecara social, seorang pemimpin dapat menerapkanteori-teori
kepemimpinanpada kegiatan sehari-hari. Beberapa kepemimpinan meliputi beberapa
katagori, yaitu :
1.
Etika
Profesi pemimpin yaitu kewajiban yang dimiliki seorang pemimpin, bagaimana
seharusnya tingkah laku seorang pemimpin dan moral nya.
2.
Dinamika
kelompok, yaitu terjadinya interaksi antara setiap anggotnya.\
3.
Komunikasi,
arus informasi dan emosi yang tepat, penyampaian perasaan, pikiran dan kehendak
kepada individu lain.
4.
Pengambilan
keputusan merupakan suatu yang penting dalam suatu kelompok bagi seorang
pemimpin.
5.
Keterampilan
diskusi, memecahkan masalah untuk mencari jalan keluar dengan mengambil
keputusan.
3.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kepemimpinan.
Factor yang mempengaruhi kepemimpinan yang di
jelaskan oleh Mary Parker Follet diantarnya adalah :
a.
Orang
yang memimpin, dalam suatu kepemimpinan di butuhkan sesorang yang memimpin
suatu kelompok atau anggota. Pemimpin juga tahu apa yang harus di buat dan di
perintahkan kepada bawahannya.
b.
Pengikut
atau anggota, adalah suatu bagian dari factor pertama karena pemimpin ada jika
ada anggota atau bawahannya, jika factor kedua ini tidak ada maka tidak aka
nada seorang pemimpin yang akan memimpin bawahannya. Seorang bawahan perlu
komunikasi terhadap pimpinan mengenai suatu kerjaan atau kegiatan dalam
manajement.
c.
Situasi,
seorang pemimpin perlu memahami berbagai situasi sehingga dia dapat dengan
sigap mengambil suatu keputusan dengan berbagai kondisi.
Ketiga factor ini harus terpenuhi agar
seorang pemimpin dapat terbentuk, komunikasi yang dijalin antara pemimpin dan
anggota harus efektif, seorang pemimpin juga harus berorientasi pada kelompok
bukan pada kekuasaaan. Perhatikan gambar di bawah.
Berbagai penelitian juga
menunjukkan kompleksitas kepemimpinan dimana ada lebih banyak variabel yang
saling berhubungan terlihat. Variabel-variabel tersebut dapat di klasifikasikan
sebagai faktor-faktor makro, dan
faktor-faktor micro, seperti ditunjuk dalam gambar :
4. Implikasi
Manajerial.
Seperti manajemen,
kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda
oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut STONER, kepemimpinan manajerial
dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada
tiga (3) impilakasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, kepemimpinan
menyangkut orang lain- bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima
pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan status atau
kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa
bawahan, semua kualitas kepemimpinan semua manajer tidak akan relevan.
Kedua, kepemimpinan
menyangkut suatu pembagiaan kekuasaan yang tidak bisa seimbang diantara para
pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk
mengarahkan berbagai anggota kelompok, tetapi para anggota-anggota kelompok
tidak bisa mengarahkan kegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga
melalui berbagai cara secara tidak langsung.
Ketiga, selain dapat
memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga
mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat
memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi
bagaimana bawahan melaksanakan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh seorang
manajer dapat mengarhkan seorang bawahan untuk melaksanakan tugas tertentu,
tetapi dia juga dapat mempengaruhi bawahan bagaimana mengerjakan tugas dengan
tepat.
Kepemimpinan adalah
bagian terpenting manajement, tetapi tidak sama dengan manajement. Kepemimpinan
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain
agar bekerja mencapai tujuan dengan sasaran. Manajemnet mencakup kepemimpinan,
tetapi juga mencangkup fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian
dan pengawasan.
Daftar pustaka :
Sunardi, Andri Bob., Boyman ragam latihan pramuka.,
Nuansa Muda, Bandung, 2013
Handoko, T, Hani., Menejemnt Edisi 2, BPFE-YOGYAKARTA,
Yogyakarta, Oktober 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar