Taylor Swift

Rabu, 10 Oktober 2012

Sahabat adalah keluarga kedua bagiku.(tulisan)


Sahabat adalah keluarga kedua bagiku.

Jujur, aku memang manusia teregois di dunia ini, mungkin. Tapi aku juga adalah seorang remaja yang suka mempunyai banyak teman terutama sahabat. Dan sahabat bagiku adalah rumah kedua untuk berbagi keluh kesah. Walaupun aku mengakui aku adalah orang yang egois dan tidak pernah mau mengerti perasaan orang lain. Tapi sebenarnya aku  sangat bisa memahami perasaan seorang sahabat yang sangat dekat denganku. Sekarang aku mempunyai 4 orang sahabat dekat. Mereka teman-teman terbaikku di SMA sampai sekarang, walaupun sekarang kami berpisah-pisah tempat. Seperti aku yang pindah ke Bekasi, Nurul di Purwakarta dan kedua sahabatku lainnya Ipah dan Hani yang menetap di Subang, tapi walaupun mereka satu Kota. Mereka beda kegiatan. Ipah yang sudah sibuk dengan pekerjaannya dan Hani yang sibuk dengan tugas kampusnya seperti aku dan Nurul.
Kami berempat dekat sejak menduduki bangku kelas X semester 2. Yaa tapi kalau aku dan Hani adalah teman dari kita duduk di Sekolah Dasar. Kedekatan kami berawal karena kami satu kelas di kelas X bersama Nurul dan Ipah.
Awalnya aku dan Hani berbeda grup waktu di SD, dan aku juga tidak suka Hani soalnya dia waktu di SD adalah orang yang suka mem-bully temannya termasuk aku. Walaupun sekarang sudah berbeda jaman, karena sekaarang akulah yang sering mem-bully dia. Sedangkan dengan Nurul, waktu masa orientasi siswa. Aku sempat melihatnya sekilas, begitupun dia katanya. Saat itu aku sangat melihat benci terhadap Nurul karena dia pun menatap benci dan aneh terhadapku. Tapi entah jodoh atau tidak kami di satu kelaskan akhirnya. Karena merasa penasaran pula aku pun suatu hari menanyakan hal itu terhadap Nurul. Dan dia menjawab “ aku aneh melihat model rambutmu Nik “. Whahaha aku tertawa terbahak-bahak mendengar jawabannya, yaa memang rambutku Ikal (keriting sedikit) dan sengaja di potong pendek saat itu. Jadi wajar saja jika dia merasa aneh.
Dan begitupun sebaliknya dia bertanya mengapa aku menatapnya sinis waktu itu, dengan entengnya aku menjawab “ karena gaya kerudung kamu yang mirip anak SD “. Kami berempat pun tertawwa bersama-sama. Dan sedangkan Ipah, dari awal aku tidak pernah merasakan keanehan kepadanya. Kami dekat pun karena awalnya dia adalah teman duduk Nurul.
Sejak itu persahabatan kami makin utuh, walaupun sering banyak perbedaan yang membuat kami berselisih paham terutama aku dan Nurul, yang sama-sama mempunyai sifat egoisme yang tinggi. Tapi semakin hari aku mengenal mereka semakin dalam juga rasa sayangku terhadap mereka. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang di berikan oleh Allah karena telah memberikan sahabat seperti mereka. Maka dari itu sampai sekarang aku selalu menjaga dan menyayangi mereka. Dan bahagianya mereka juga melakukan hal yang sama dengan apa yang aku lakukan.
Tapi sebenarnya semua itu hampir berubah, saat kami terpisah-pisah sekarang ini. Mungkin mereka mempunyai kesibukan masing-masing jadinya tidak punya waktu untuk berkumpul bersama lagi seperti waktu di jaman SMA. Karena waktu itu setiap pulang sekolah kami selalu kumpul entah mengerjakan tugas bersama atau sekedar main di basecamp kami yaitu rumahku.
Banyak kenangan-kenangan yang tidak bisa terlupakan bersama mereka dan tidak bisa terulang kedua kalinya. Aku pun tidak mau kehilangan sahabat seperti mereka. Mereka adalah anugrah terbesar kedua setelah keluargaku. Dan mereka pula yang mengerti semua perasaan dan keluh kesahku.
Walaupun dari empat orang ini aku lah yang masih muda dalam umur, tapi karena memang badanku yang paling tinggi dan besar maka banyak juga yang menganggap ku kaka dari mereka. Kadang-kadang aku senang jika ada yang bicara seperti itu tapi kang pula aku marah, karena aku benci di bilang tua.
Perbedaan yang menonjol di persahabatan kami yang di namakan “makfour” yang artinya empat para “emak” sangatlah banyak. Misalnya dari aku adalah aku orang yang paling iri terhadap Hani, walaupun umurnya yang paling tua di antara kami tapi wajahnya dan sikapnya itu membuat dia terlihat seperti maknae (yang paling muda dalam bahasa Korea) di kelompok kami. Sedangkan terhadap Nurul, aku kadang-kadang ingin seperti dia. Orangnya simple, pede, dan juga pinter. Dan terakhir Ipah, aku suka dengan kepinterannya dalam bidang Science maka dari itu aku pun suka merasa galau jika mengadu kebisaan di bidang tersebut.
Dalam masalah pelajaran aku mungkin di bawah mereka, begitupun dalam masalah cinta. Awalnya ku dan Hani lah dua orang yang setia menjomblo. Sedangkan Ipah dan Nurul sudah memiliki dambaan hati masing-masing. Tapi tidak sekarang, Hani sekarang beda dengan Hani dulu. dia sekarang nampak seperti remaja seusianya yang mempunyai pacar malah dia juga mempunyai banyak fans dari kalangan anak kecil seusia adikku sampai kaka kelas.
Pernah suatu hari aku dan Hani menyukai kaka kelas yang sama. Dia adalah kaka kelas yang terlihat manis di tambah dengan gigi kelincinya itu. Yaa walaupun pada akhirnya Hani is the winner.
Tapi aku boleh sedikit berbangga jika dalam hal olahraga, yaa diantara kami berempat aku lah yang paling pandai berolah raga entah bermain futsal, basket, volly, renang, atau ekskul seperti Taekwondo. Dan itulah satu-satunya yang aku banggakan di antara keahlian mereka lainnya.
Persamaan kami pun tak kalah banyaknya, kami sama-sama suka menonton film. Yaa kegiatan kami itulah sepulang sekolah. Selalu menyewa sebuah kaset film di sebuah rental lalu menontonnya sampai menjelang sore. Entah sudah berapa puluh kaset yang sudah kami tonton. Dari film Indonesia, barat sampai Korea.
Bukan hanya menonton, persamaan kami yang sama lagi yaitu sama-sama suka sekali makan. Walaupun berat badan Ipah lah yang tidak pernah naik, sedangkan tiga orang lainnya. Alhamdulillah selalu bertambah jika sedang di timbang.
Jika harus menceritakan tentang mereka, entah berapa lembar halaman yang akan tertulis. Tapi yang pasti aku sangat bahagia memiliki sahabat seperti mereka. Dan aku kangen masa-masa bersama mereka lagi.
I Miss U Makfour.
All of you is the best friends.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar