Taylor Swift

Jumat, 02 November 2012

Rasa Pahit itu adalah Pengkhianatan..

Rasa Pahit itu adalah Pengkhianatan...

Rasa yang paling pahit ku rasakan, saat mengetahui saudara ku mengambilnya dariku. Yaa aku sadar bahwa memang saudara ku itu lebih segala-galanya dariku, aku pun tak bisa memungkirin pantas saja jika dia lebih memilih saudaraku. Sebut saja saudaraku Dinda, dan dia Witra. Aku sendiri sangat terpukul dengan kejadian tersebut, bukan karena apa. Aku sampai sekarang hanya masih bingung, Dinda adalah saudara yang sangat dekat denganku, dia tau semua keluh-kesahku, tak lupa juga dia selalu memberikan nasehat yang membuat aku semangat lagi dalam sisi apapun.
Kejadian itu aku akui berawal dari sebuah sosial media yang sekarang sangat di gemari masyarakat yaitu Facebook. Suatu hari aku log-in ke email facebook ku, dan seperti biasa aku selalu membuka facebook Witra. Dari situlah aku tau semua kegiatan yang dia lakukan. Tapi dari situs itu lah aku merasakan kaget yang tiada tara. Entah dari mana di album fhoto Witra terpampang fhoto Dinda, padahal setau aku Witra yang bersekolah di salah satu pesantren daerah kota Cirebon tidak pernah menyimpan fhoto seorang cewe. Begitupun saat aku berhubungan dengannya, yaa walaupun dengan identitas orang lain.
Yaa, suatu hari aku merasakan frustasi menghadapi tingkah laku Witra yang berubah setelah dia masuk dalam pesantren, padahal kami bertiga dulu adalah sahabat kecil yang sangat akrab. Aku pun bingung dengan perubahan Witra yang drastis itu. Aku mencoba menghubunginya melalui handphone entah itu SMS attau telphone, tapii dia tidak pernah mau memperdulikan itu. Entah apa sebabnya aku pun tak tau.
Akhirnya aku pun kefikiran untuk mengubah identitasku dengan identitas orang lain yaitu Savinda, gadis cantik dan baik hati. Dan benar tebakanku, Witra menanggapinya. Setelah mengetahui Witra merespon dengan baik terhadap Savinda. Pikiran jahat pun muncul lagi, aku atau Savinda membuat sebuah rencana. Niat ku yang ingin membalaskan dendam karena tidak di tanggapi oleh Witra saat aku menggunakan identitasku sendiri. Aku pun dengan identitas Savinda terus mendekati dia sampai 7 bulan berlalu akhirnya aku bisa berhubungan lebih dekat walaupun sebenarnya Savinda dan Witra itu belum pernah bertemu, mereka berkomunikasi hanya via-handphone.
Satu bulan berlalu, dan disinilah aku mencoba untuk membuat Witra merasakan sakit hati. Savinda tiba-tiba berubah dan akhirnya mengucapkan kata “putus”, tapi anehnya Witra menerima itu tanpa berbasa-basi untuk tidak meminta putus. Dan entah kenapa malah aku yang merasakan kepedihannya lagi-lagi dan lagi.
Sejak kejadian itu aku pun mengakui bahwa Savinda adalah aku, karena aku tidak mau terus menerus menjadi orang lain. Tapi tetap Witra seperti menganggap aku tidak ada. semua kejadian yang aku alami aku ceritakan kembali kepada Dinda, dan Dinda pun disitu merasa kesal karena tak rela saudaranya di buat seperti itu. Beberapa bulan kemudian semua berubah, setelah aku melihat fhoto Dinda yang ada di album fhoto pribadi Witra, aku pun mencoba mencari penjelasan. Tapi apa yang di lakukan Dinda, dia malah menghindariku, tanpa mencoba menjelaskan sedikit permasalahan yang sedang membelit kami berdua.
Terus menerus aku mencari info akhirnya aku mengetahui suatu hal yang sangat menyayat hatiku, ya suatu hal yang sangat membuat ku marah. Aku mengetahui mereka sudah berhubungan “ berpacaran”. Waww seketika itu rasa sakit yang ku alami entah kenapa berubah menjadi bahagia, tapi aku bukan bahagia karena mereka berdua bersatu, tapi aku sangat ingin tertawa melihat Dinda yang menelan ludahnya sendiri. Dia bilang benci kepada seorang yang bernama Witra tapi kenapa sekarang dia malah mendekatinya. Yang aku herankan lagi temannya Dinda mengirimkan sebuah pesan kepadaku. Dia bilang “ sudahlah, relakan Witra untuk Dinda. Toh mereka saling mencintai. Dan Dinda bilang sebenarnya Witra suka sama Dinda sudah lama. Cuma karena Witra malu makanya dia baru jujur sekarang “.
Astaga, aku semakin ingin tertawa terbahak-bahak. Berarti dari dulu aku hanyalah orang ketiga yang mereka gunakan sebagai umpan. Ckckck, tapi jujur sekarang aku sudah merelakan Witra untuk Dinda. Dan aku turut bahagia dengan hubungan mereka. Tapi aku ingin Dinda sendirilah yang menjelaskan itu semua, aku tidak mau mendengarkan dari mulut orang lain. Bukan hanya menjelaskan aku juga ingin dia menyelesaikan permasalahan diantara kami berdua. Aku sendiri tidak mau terus-terusan bermusuhan dengan saudara sendiri.
Tapi sampai detik ini pun tidak ada kata yang keluar dari mulut Dinda, dia seperti merasa masalah ini tidak penting. Ok fine kalau memang mau dia seperti itu, aku pun sekarang sudah tidak menganggap masalah ini pernah terjadi. Dan yang sekarang aku tau, sifat asli dari kedua orang tersebut. Saudara yang menusuk dari belakang dan seorang cowo yang tidak menghargai perasaan orang lain.
Sejak masalah ini hubungan kami yang dulu sebagai sahabat kecil yang sangat akrab berubah menjadi sebuah permusuhan, aku yang sudah sering mencoba untuk meminta maaf kepada Witra dan meminta penjelasan kepada Dinda, tapi mereka tidak menghargai membuat aku sekarang angkat tangan. Aku menyerah sangat-sangat menyerah. Dan sekali lagi aku ucapkan selamat atas hubungan kalian tapi satu hal terima kasih atas pengkhianatan yang kalian lakukan. Semoga suatu saat kalian merasakan karma, bukan aku menyumpahi kalian. Tapi aku Cuma ingin tau pembelasan apa yang Allah SWT berikan kepada orang seperti kalian berdua. 
Selamat berbahagia untuk saudara dan sahabat kecilku. 
Tapi terimakasih dengan kejadian yang telah kalian lakukan, karena setelah kejadian ini aku menyadari kalau tak selamanya saudara itu dapat di percaya.

1 komentar:

  1. Witra hmhmhm gk buruk juga nama yang kau kasih ky v ttp lu gak sopan karna lu ganti nama gua tanpa ngasih tau ibu bapak gua dulu,,,

    BalasHapus